PERAN PROFESI AKUNTAN DALAM KAITANNYA DENGAN SISTEM INFORMASI.

PERAN  PROFESI  AKUNTAN  DALAM  KAITANNYA DENGAN SISTEM INFORMASI.
PERAN PROFESI AKUNTAN DALAM KAITANNYA DENGAN SISTEM INFORMASI.
 
Peran Akuntan Sehubungan Dengan Suatu AIS
Menurut Wilkinson, Sebagai seorang akuntan, kita akan berinteraksi dengan AIS dan produk – produk informasi dalam setiap perusahaan. Interaksi ini umumnya terdiri dari (1) menggunakan, (2) mengevaluasi, dan (3) mengembangkan AIS. Dengan demikian kita dapat mengambil peran seperti (1) pengguna, (2) evaluator, dan / atau (3) pengembang. Pada gilirannya, peran ini dilakukan dalam konteks posisi tertentu yang mana kita mungkin ditunjuk. Enam posisi yang akrab diasumsikan oleh para akuntan adalah akuntan keuangan, spesialis pajak, akuntan manajerial, manajer akuntansi, auditor, dan pengembang sistem.
Akuntan Keuangan
Akuntansi keuangan adalah bidang akuntansi yang terutama berkaitan dengan menghasilkan sejarah (misalnya, scorekeeping) informasi yang berorientasi keuangan. Akuntan keuangan bertanggung jawab untuk memastikan bahwa laporan keuangan sesuai penuh didasarkan pada model akuntansi keuangan maupun GAAP.
Spesialis Pajak
Spesialis pajak memanfaatkan perusahaan AIS untuk mempersiapkan pajak dan untuk memperoleh data untuk perencanaan pajak. Ketika undang-undang pajak berubah, mereka harus menganjurkan revisi terhadap AIS yang memungkinkan untuk memproses informasi yang diperlukan untuk kepatuhan.
Akuntan Manajerial
Akuntan manajerial menggunakan sistem akuntansi manajerial untuk mengembangkan informasi bagi para manajer perusahaan mereka. Mereka harus secara berkala mengevaluasi dan merekomendasikan revisi AIS, khususnya mengenai struktur model keputusan dan format laporan dan analisis. Dengan demikian, akuntan manajerial dipandu terutama oleh kebutuhan informasi dari manajer.
Manajer Akuntansi
Secara Umum, kepala manajer akuntansi dalam suatu perusahaan dikenal sebagai pengendali. Para manajer melaporkan kepada pengendali juga termasuk kepala akuntan keuangan, kepala akuntan biaya, dan manajer anggaran. Para manajer tersebut memandu kegiatan akuntan dalam peran yang berbeda. Jadi mereka menggunakan AIS untuk memperoleh informasi untuk mengendalikan kegiatan akuntansi, mengevaluasi kinerja akuntan staf, dan merencanakan arah fungsi akuntansi perusahaan.
  
Auditor
Auditing memiliki tujuan mengevaluasi produk informasi sistem informasi akuntansi atau berbagai aspek operasional dari SIA itu sendiri. Sebagai contoh, pengauditan mengevaluasi realibilitas dan integritas informasi sitem informasi akuntansi dan pengendalian internal yang memadai sistem informasi akuntansi. Meskipun berbagai tipe audit ditunjukkan, audit keuangan merupakan hal yang paling umum. Dalam tipe audit ini evaluasi didasarkan pada review atau revisi akuntansi dan prosedur dan lingkungan pengendalian, pengujian atas pengendalian yang ada, serta pengujian substantif atas catatan – catatan akuntansi.
 
Auditor mengevaluasi kecukupan fitur (misalnya, pengendalian internal) dimasukkan dalam SIA. Disamping itu, beberapa auditor membuktikan kewajaran laporan keuangan yang dihasilkan oleh SIA. Meskipun auditor memberi perhatian terutama dengan evaluasi, mereka membuat ekstensif menggunakan AIS. Juga, mereka dapat merekomendasikan perubahan desain pada AIS, terutama berkaitan dengan pengendalian internal. Proses berbasis komputer dapat sangat membantu dalam hal ini. Bahkan, auditor yang sangat akrab dengan sistem berbasis komputer dan teknik audit terkait (sistem informasi sering disebut auditor) yang sangat diminati.
Pengembang Sistem
Akuntan dapat terlibat dalam pengembangan sistem dalam berbagai kapasitas. Sebagai karyawan perusahaan yang sistem mereka menganalisis dan desain, akuntan dapat ditugaskan secara permanen untuk departemen sistem informasi perusahaan. Lebih sering, akuntan berperan penuh waktu sistem pengembang dengan menjadi ditugaskan untuk tim proyek desain sistem. Misalnya, seorang akuntan di departemen akuntansi biaya dapat ditugaskan untuk kontrol produksi tim proyek desain, bersama-sama dengan analis sistem dari departemen informasi dan perencana produksi dari departemen produksi. Ketika proyek selesai, akuntan kembali untuk tanggung jawabnya di departemen akuntansi biaya. Secara lain di mana akuntan dapat berpartisipasi dalam pengembangan sistem adalah dalam kapasitas konsultasi. Konsultan sistem merupakan anggota kantor akuntan publik, di mana mereka dapat disebut konsultasi spesialis jasa. Mereka membantu perusahaan klien untuk mengevaluasi semua aspek AIS mereka, termasuk kontrol dan basis data serta laporan. Mereka juga merancang atau mengembangkan AIS yang baru, merekomendasikan sistem komputer yang sesuai, menginstal sistem komputer, dan melatih personil dalam penggunaannya.

Peran Profesi Akuntan dalam Sistem Informasi

Perkembangan teknologi informasi telah mengubah lanskap dunia bisnis secara signifikan. Sistem informasi akuntansi, yang dulu berbasis kertas, kini telah bertransformasi menjadi sistem yang sangat kompleks dan terintegrasi. Dalam konteks ini, peran akuntan menjadi semakin strategis.

Berikut adalah beberapa peran utama akuntan dalam sistem informasi:

1. Perancang Sistem Informasi Akuntansi

Perancang Sistem Informasi Akuntansi adalah seorang akuntan yang memiliki peran penting dalam mengidentifikasi kebutuhan informasi spesifik perusahaan, baik untuk internal maupun eksternal. Mereka kemudian terlibat dalam merancang struktur dan alur kerja sistem, memastikan sistem tersebut sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku. Selain itu, akuntan bekerja sama dengan tim IT untuk memilih perangkat lunak akuntansi yang paling sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Dalam proses ini, akuntan harus memastikan bahwa sistem yang dirancang dapat memenuhi kebutuhan informasi perusahaan dan sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku.

2. Pengguna Utama Sistem Informasi Akuntansi

Pengguna utama Sistem Informasi Akuntansi adalah akuntan yang bertanggung jawab atas keakuratan data yang dimasukkan ke dalam sistem, seperti transaksi keuangan, persediaan, dan aset tetap. Setelah data dimasukkan, akuntan menganalisis laporan keuangan yang dihasilkan oleh sistem untuk mengidentifikasi tren, masalah, dan peluang. Dari analisis tersebut, akuntan menggunakannya sebagai dasar untuk memberikan rekomendasi kepada manajemen dalam pengambilan keputusan bisnis yang tepat dan efektif.

3. Pengontrol Sistem Informasi Akuntansi

Pengontrol Sistem Informasi Akuntansi adalah akuntan yang memiliki tanggung jawab untuk memastikan integritas data yang tersimpan dalam sistem, yaitu akurat, lengkap, dan aman. Mereka juga berperan dalam merancang dan menerapkan pengendalian internal yang efektif untuk mencegah kesalahan dan penipuan dalam sistem. Selain itu, akuntan melakukan audit terhadap sistem secara berkala untuk memastikan bahwa sistem berfungsi dengan baik dan sesuai dengan standar yang ditetapkan, sehingga dapat meningkatkan kepercayaan dan keandalan sistem.

4. Pengembang Sistem Informasi Akuntansi

Pengembang Sistem Informasi Akuntansi adalah akuntan yang memiliki kemampuan untuk mengembangkan dan meningkatkan sistem akuntansi untuk memenuhi kebutuhan spesifik perusahaan. Mereka seringkali diminta untuk mengembangkan laporan khusus yang tidak tersedia dalam sistem standar, sehingga dapat memberikan informasi yang lebih akurat dan relevan. Selain itu, akuntan juga dapat mengidentifikasi proses bisnis yang dapat diotomatisasi untuk meningkatkan efisiensi dan mengurangi kesalahan. Terakhir, mereka membantu mengintegrasikan sistem akuntansi dengan sistem lain dalam perusahaan, seperti sistem HR, CRM, dan SCM, sehingga dapat meningkatkan koordinasi dan efisiensi dalam perusahaan.

Keterampilan Akuntan di Era Digital

Di era digital, seorang akuntan modern perlu memiliki beberapa keterampilan khusus untuk menjalankan peran-perannya secara efektif. Pertama, mereka harus memiliki pemahaman yang baik tentang teknologi, termasuk perangkat lunak akuntansi, database, dan teknologi cloud. Kedua, mereka harus mampu menganalisis data yang kompleks menggunakan tools seperti Excel, SQL, dan perangkat lunak analisis data lainnya. Selain itu, keterampilan komunikasi yang efektif juga sangat penting, sehingga mereka dapat mengkomunikasikan informasi keuangan yang kompleks kepada berbagai pihak, baik internal maupun eksternal. Terakhir, akuntan modern harus memiliki kemampuan berpikir kritis, yaitu mampu menganalisis masalah, mengevaluasi alternatif, dan mengambil keputusan yang tepat. Dengan memiliki keterampilan-keterampilan ini, akuntan dapat memainkan peran yang lebih efektif dalam organisasi modern.

Peran akuntan telah berevolusi seiring dengan perkembangan teknologi informasi. Akuntan tidak hanya sekedar mencatat transaksi, tetapi juga menjadi mitra strategis bagi manajemen dalam pengambilan keputusan. Dengan menguasai keterampilan yang relevan, akuntan dapat memberikan nilai tambah yang signifikan bagi perusahaan.

Peran Akuntan dalam Era Digitalisasi yang Semakin Mendalam

  • Analisis Data Besar (Big Data): Akuntan kini tidak hanya berurusan dengan data transaksi yang sederhana. Mereka harus mampu menganalisis data besar yang kompleks untuk mengidentifikasi tren, pola, dan anomali yang dapat memberikan wawasan berharga bagi bisnis.
  • Penerapan Kecerdasan Buatan (AI): AI, terutama machine learning, dapat digunakan untuk otomatisasi tugas-tugas rutin akuntansi, seperti pengenalan pola transaksi, prediksi keuangan, dan deteksi fraud. Akuntan berperan dalam mengawasi dan mengoptimalkan penggunaan AI ini.
  • Cybersecurity: Dengan semakin banyaknya data sensitif yang dikelola, akuntan harus memiliki pemahaman dasar tentang cybersecurity untuk melindungi data perusahaan dari ancaman siber.
  • Blockchain: Teknologi blockchain dapat merevolusi proses akuntansi dengan menyediakan catatan transaksi yang transparan, aman, dan tidak dapat diubah. Akuntan perlu memahami potensi dan tantangan dari teknologi ini.

Tantangan dan Peluang bagi Akuntan

Di era digital, akuntan menghadapi beberapa tantangan dan peluang. Salah satu tantangan utama adalah adaptasi terhadap perubahan teknologi yang cepat. Akuntan harus terus belajar dan beradaptasi dengan perkembangan teknologi untuk memastikan mereka dapat memanfaatkan alat dan sistem yang paling efektif. Selain itu, kerja sama yang erat dengan tim IT sangat penting untuk memastikan sistem informasi akuntansi berjalan dengan baik. Dalam hal peluang, akuntan memiliki kesempatan untuk memberikan nilai tambah yang lebih besar bagi perusahaan dengan menyediakan analisis yang lebih mendalam dan proaktif. Dengan demikian, akuntan dapat memainkan peran yang lebih strategis dalam pengambilan keputusan bisnis dan meningkatkan kontribusi mereka terhadap kesuksesan perusahaan.

Contoh Penerapan Sistem Informasi Akuntansi dalam Praktik

Dalam praktiknya, Sistem Informasi Akuntansi (SIA) dapat diaplikasikan dalam berbagai cara untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas proses akuntansi. Salah satu contoh penerapan SIA adalah Enterprise Resource Planning (ERP), yang mengintegrasikan berbagai fungsi bisnis, termasuk akuntansi, keuangan, dan sumber daya manusia. Akuntan berperan dalam mengkonfigurasi dan menggunakan modul akuntansi dalam ERP untuk memastikan sistem tersebut berfungsi dengan baik.

Contoh lainnya adalah Cloud Accounting, yang memungkinkan akses ke data akuntansi dari mana saja dan kapan saja. Akuntan dapat memanfaatkan fitur kolaborasi dan otomatisasi yang ditawarkan oleh solusi cloud untuk meningkatkan efisiensi proses akuntansi.

Selain itu, Robotic Process Automation (RPA) juga dapat digunakan untuk mengotomatiskan tugas-tugas berulang dan berbasis aturan, seperti pencatatan transaksi dan rekonsiliasi bank. Dengan demikian, akuntan dapat fokus pada tugas-tugas yang lebih strategis dan meningkatkan nilai tambah bagi perusahaan.

Peran akuntan telah berevolusi dari sekedar pencatat transaksi menjadi seorang analis data yang strategis. Dengan menguasai teknologi informasi dan keterampilan analisis data, akuntan dapat memberikan kontribusi yang signifikan bagi keberhasilan bisnis.

REFERENSI

  • Arens, A. A., Elder, R. J., & Beasley, M. S. (2018). Auditing and assurance services: An integrated approach. Pearson Education.
  • Hall, J. A. (2016). Information technology auditing and assurance. Cengage Learning.
  • Romney, M. B., & Steinbart, P. J. (2018). Accounting information systems. Pearson Education.
  • Romney, M. B., & Steinbart, P. J. (2019). Sistem informasi akuntansi (16th ed.). Salemba Empat.
  • Suparman, A. (2020). Teknologi informasi dan peran akuntan manajemen. Journal of UMY, 9(1), 498-630.
Anda mungkin juga berminat
Comments
Loading...