PENYUSUNAN PROGRAM AUDIT UNTUK PENGUJIAN PENGENDALIAN
Penyusunan program audit untuk pengujian pengendalian merupakan proses yang sangat penting dalam suatu audit. Program ini berisi serangkaian prosedur yang dirancang khusus untuk mengevaluasi efektivitas sistem pengendalian internal suatu entitas. Tujuan utamanya adalah untuk memberikan keyakinan yang memadai kepada auditor bahwa pengendalian internal yang ada sudah cukup efektif dalam mencegah atau mendeteksi kesalahan material dalam laporan keuangan. Dalam menyusun program ini, auditor perlu memahami secara mendalam tentang bisnis entitas, siklus transaksi yang material, serta risiko-risiko inheren yang terkait. Setelah itu, auditor akan merancang prosedur audit yang spesifik untuk menguji setiap pengendalian yang dianggap relevan. Prosedur-prosedur ini dapat berupa inspeksi dokumen, pengamatan langsung, wawancara dengan pegawai, atau perhitungan ulang. Hasil dari pengujian pengendalian ini akan menjadi dasar bagi auditor untuk menentukan tingkat keyakinan yang dapat diperoleh dari pengendalian internal, serta untuk merancang prosedur audit substantif yang diperlukan.
Secara singkat, penyusunan program audit untuk pengujian pengendalian ini melibatkan langkah-langkah sebagai berikut:
Pemahaman atas entitas dan lingkungannya:
Memahami entitas dan lingkungannya merupakan fondasi yang sangat penting dalam proses audit. Tahap ini mengharuskan auditor untuk menyelami secara mendalam berbagai aspek yang terkait dengan perusahaan yang diaudit. Tidak hanya sebatas angka-angka dalam laporan keuangan, auditor harus memahami bagaimana bisnis entitas berjalan, industri di mana entitas tersebut beroperasi, serta kerangka regulasi yang berlaku.
Mengapa pemahaman ini begitu krusial? Dengan memahami bisnis entitas, auditor dapat mengidentifikasi area-area yang berpotensi menimbulkan risiko salah saji material dalam laporan keuangan. Misalnya, jika entitas beroperasi di industri yang sangat volatil, auditor perlu memberikan perhatian khusus pada penilaian atas penurunan nilai aset. Selain itu, pemahaman terhadap industri dan regulasi juga memungkinkan auditor untuk mengantisipasi perubahan-perubahan yang dapat berdampak signifikan terhadap bisnis entitas dan laporan keuangannya.
Apa saja yang perlu diperhatikan dalam memahami entitas dan lingkungannya?
- Model bisnis: Bagaimana entitas menghasilkan pendapatan? Apa produk atau jasa utama yang ditawarkan? Siapa saja pelanggan utama?
- Struktur organisasi: Bagaimana struktur organisasi entitas? Siapa saja pihak yang bertanggung jawab atas pengambilan keputusan?
- Proses bisnis: Bagaimana proses bisnis utama berjalan, mulai dari penerimaan pesanan hingga pengakuan pendapatan?
- Industri: Apa karakteristik industri di mana entitas beroperasi? Apa tren terbaru di industri tersebut?
- Regulasi: Regulasi apa saja yang berlaku bagi entitas? Bagaimana regulasi tersebut memengaruhi aktivitas bisnis dan pelaporan keuangan?
- Risiko bisnis: Apa saja risiko bisnis utama yang dihadapi entitas? Bagaimana entitas mengelola risiko-risiko tersebut?
Dengan memahami secara mendalam bisnis entitas, industri di mana entitas beroperasi, serta kerangka regulasi yang berlaku, auditor dapat merancang sebuah rencana audit yang efektif. Pemahaman ini memungkinkan auditor untuk menentukan cakupan audit yang tepat, mengidentifikasi area-area yang berpotensi menimbulkan risiko kesalahan material, dan mengalokasikan sumber daya audit secara efisien. Selain itu, pemahaman yang komprehensif juga memungkinkan auditor untuk mengevaluasi apakah pengendalian internal yang telah diterapkan oleh entitas sudah memadai dalam mencegah atau mendeteksi kesalahan material. Berdasarkan hasil evaluasi ini, auditor dapat merancang prosedur audit yang spesifik dan relevan untuk menguji risiko-risiko yang telah diidentifikasi. Dengan demikian, audit dapat dilakukan secara lebih tertarget dan efektif, sehingga kualitas opini audit yang diberikan dapat ditingkatkan. Pemahaman yang komprehensif tentang entitas dan lingkungannya merupakan fondasi yang sangat penting dalam pelaksanaan audit yang berkualitas.
Pemahaman atas entitas dan lingkungannya adalah langkah awal yang sangat penting dalam proses audit. Dengan memahami bisnis entitas secara mendalam, auditor dapat memberikan keyakinan yang lebih tinggi atas laporan keuangan yang diaudit.
Penilaian risiko:
Penilaian risiko adalah proses mengidentifikasi, menganalisis, dan mengevaluasi potensi kesalahan material dalam laporan keuangan. Ini merupakan langkah penting setelah auditor memahami entitas dan lingkungannya. Dengan mengidentifikasi risiko, auditor dapat fokus pada area-area yang paling rentan terhadap kesalahan dan merancang prosedur audit yang lebih efektif. Risiko inheren adalah risiko yang melekat pada transaksi, akun, atau laporan keuangan, terlepas dari pengendalian internal yang ada. Misalnya, risiko inheren yang tinggi dapat ditemukan pada estimasi akuntansi, transaksi yang kompleks, atau industri yang sangat fluktuatif.
Bagaimana proses penilaian risiko dilakukan?
Auditor akan menggunakan berbagai teknik untuk mengidentifikasi risiko, seperti:
- Analisis industri: Mempelajari tren industri, persaingan, dan faktor-faktor ekonomi yang dapat mempengaruhi entitas.
- Analisis entitas: Menganalisis struktur organisasi, proses bisnis, dan sistem informasi entitas.
- Tinjauan laporan keuangan sebelumnya: Membandingkan laporan keuangan tahun sebelumnya dengan tahun berjalan untuk mengidentifikasi tren dan perubahan yang signifikan.
- Wawancara dengan manajemen: Mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang pandangan manajemen terhadap risiko bisnis dan pengendalian internal.
Setelah risiko-risiko diidentifikasi, auditor akan melakukan penilaian terhadap signifikansi risiko tersebut. Penilaian ini melibatkan pertimbangan atas kemungkinan terjadinya kesalahan material dan dampak potensial terhadap laporan keuangan. Risiko yang dinilai tinggi akan menjadi fokus utama dalam perencanaan audit.
Penilaian risiko merupakan langkah awal yang krusial dalam proses audit. Tujuan utamanya adalah untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam kepada auditor mengenai potensi kesalahan material dalam laporan keuangan. Dengan demikian, auditor dapat mengarahkan perhatiannya pada area-area yang paling rentan terhadap risiko, sehingga upaya audit dapat difokuskan secara efektif. Selain itu, hasil penilaian risiko juga digunakan sebagai dasar untuk merancang prosedur audit yang tepat dan relevan. Prosedur audit yang dirancang secara spesifik untuk mengatasi risiko-risiko tertentu akan meningkatkan efisiensi dan efektivitas audit. Terakhir, penilaian risiko juga membantu auditor dalam menentukan tingkat keyakinan yang diperlukan untuk memberikan opini audit yang wajar. Dengan memahami tingkat risiko yang melekat pada setiap akun atau klaim, auditor dapat menentukan sejauh mana prosedur audit yang harus dilakukan untuk mencapai tingkat keyakinan yang diinginkan. Singkatnya, penilaian risiko adalah fondasi yang kuat dalam perencanaan dan pelaksanaan audit yang berkualitas.
Dengan melakukan penilaian risiko yang cermat, auditor dapat meningkatkan efisiensi, kualitas, dan keandalan audit. Dengan mengidentifikasi area-area yang paling berisiko, auditor dapat mengalokasikan sumber daya audit secara efektif, sehingga waktu dan biaya audit dapat diminimalisir. Fokus pada area-area berisiko juga memungkinkan auditor untuk merancang prosedur audit yang lebih spesifik dan relevan, sehingga kualitas bukti audit yang diperoleh dapat ditingkatkan. Selain itu, penilaian risiko yang baik juga dapat membantu mencegah terjadinya kesalahan material dalam laporan keuangan, karena auditor dapat mengidentifikasi dan mengatasi potensi risiko sejak dini. Dengan demikian, pengguna laporan keuangan dapat memiliki keyakinan yang lebih tinggi atas informasi yang disajikan dalam laporan keuangan tersebut. Singkatnya, penilaian risiko merupakan langkah awal yang sangat penting dalam proses audit untuk memastikan kualitas dan relevansi dari opini audit yang diberikan.
Penilaian risiko adalah langkah penting dalam proses audit yang memungkinkan auditor untuk mengidentifikasi dan mengatasi risiko-risiko yang dapat mempengaruhi laporan keuangan. Dengan memahami risiko-risiko ini, auditor dapat memberikan keyakinan yang lebih tinggi atas laporan keuangan yang diaudit.
Pemahaman pengendalian internal:
Memahami pengendalian internal merupakan langkah penting setelah auditor mengidentifikasi dan menilai risiko. Setelah mengetahui risiko-risiko yang dihadapi entitas, auditor perlu mengevaluasi apakah pengendalian internal yang telah dirancang dan diimplementasikan oleh entitas sudah cukup efektif untuk mencegah atau mendeteksi kesalahan material dalam laporan keuangan. Pengendalian internal adalah seperangkat kebijakan, prosedur, dan struktur organisasi yang dirancang untuk memberikan jaminan yang wajar bahwa tujuan organisasi dapat tercapai. Tujuan utama pengendalian internal adalah untuk melindungi aset, memastikan keakuratan dan keandalan informasi keuangan, serta mendorong efisiensi operasi.
Auditor akan melakukan dua jenis pengujian terhadap pengendalian internal:
- Pengujian desain: Pengujian ini bertujuan untuk menilai apakah pengendalian yang dirancang sudah sesuai dengan tujuan pengendalian internal. Auditor akan mengevaluasi apakah pengendalian tersebut dirancang dengan baik dan apakah pengendalian tersebut secara logis dapat mencegah atau mendeteksi kesalahan material.
- Pengujian implementasi: Pengujian ini bertujuan untuk menilai apakah pengendalian yang telah dirancang sudah dijalankan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan. Auditor akan melakukan observasi langsung, wawancara dengan pegawai, dan pemeriksaan dokumen untuk memastikan bahwa pengendalian tersebut benar-benar dijalankan.
Pengujian pengendalian internal merupakan langkah krusial dalam proses audit karena memberikan manfaat yang signifikan bagi kualitas dan efisiensi audit. Dengan mengevaluasi efektivitas pengendalian internal, auditor dapat mengurangi risiko audit dengan cara menurunkan tingkat substansi prosedur audit substantif. Artinya, jika pengendalian internal dinilai efektif dalam mencegah atau mendeteksi kesalahan material, auditor dapat mengurangi jumlah prosedur audit yang perlu dilakukan. Selain itu, pengendalian internal yang efektif juga memberikan keyakinan yang lebih tinggi kepada auditor bahwa laporan keuangan telah disajikan secara wajar, sehingga meningkatkan kualitas opini audit yang diberikan. Hasil pengujian pengendalian internal juga dapat memberikan masukan berharga bagi manajemen untuk memperbaiki sistem pengendalian internal mereka, sehingga dapat mencegah terjadinya kesalahan atau kecurangan di masa mendatang. Dengan demikian, pengujian pengendalian internal tidak hanya bermanfaat bagi auditor, tetapi juga bagi manajemen dan pengguna laporan keuangan.
Pengujian pengendalian internal merupakan langkah penting dalam audit untuk menilai efektivitas sistem pengendalian internal suatu entitas. Dalam melakukan pengujian, auditor perlu memperhatikan beberapa aspek penting. Pertama, relevansi pengendalian yang diuji dengan risiko yang telah diidentifikasi. Pengendalian yang diuji harus secara langsung berkaitan dengan risiko yang dapat menyebabkan kesalahan material dalam laporan keuangan. Kedua, efektivitas pengendalian tersebut dalam mencegah atau mendeteksi kesalahan material. Auditor perlu memastikan bahwa pengendalian yang dirancang telah berjalan dengan baik dan mampu mencapai tujuannya. Ketiga, efisiensi pengendalian. Pengendalian yang efektif tidak hanya harus mencapai tujuannya, tetapi juga harus dapat dijalankan dengan efisien tanpa menimbulkan biaya yang berlebihan. Terakhir, kepatuhan terhadap kebijakan dan prosedur yang telah ditetapkan. Auditor perlu memastikan bahwa pengendalian dijalankan sesuai dengan kebijakan dan prosedur yang telah ditetapkan oleh entitas. Dengan memperhatikan keempat aspek ini, auditor dapat memperoleh bukti yang cukup untuk menilai efektivitas pengendalian internal dan mengambil keputusan audit yang tepat.
Dalam pengujian pengendalian internal, auditor harus memastikan bahwa pengendalian yang diuji relevan, efektif, efisien, dan sesuai dengan kebijakan yang berlaku. Hal ini akan membantu auditor dalam memberikan opini audit yang lebih baik dan memberikan keyakinan yang lebih tinggi kepada pengguna laporan keuangan. Pemahaman pengendalian internal merupakan bagian integral dari proses audit. Dengan mengevaluasi desain dan implementasi pengendalian internal, auditor dapat memperoleh keyakinan yang lebih tinggi atas laporan keuangan dan memberikan opini audit yang lebih relevan.
Perancangan prosedur audit:
Setelah auditor memahami entitas, menilai risiko, dan mengevaluasi pengendalian internal, langkah selanjutnya adalah merancang prosedur audit yang spesifik. Prosedur audit ini adalah langkah-langkah yang akan dilakukan auditor untuk mengumpulkan bukti audit yang cukup dan tepat guna memberikan opini audit. Perancangan prosedur audit merupakan proses yang sangat penting karena prosedur yang dirancang akan menentukan kualitas dan efektivitas audit. Prosedur audit yang baik harus relevan dengan risiko yang telah diidentifikasi, efektif dalam mengumpulkan bukti audit, dan efisien dalam penggunaan waktu dan sumber daya.
Dalam merancang prosedur audit, auditor perlu mempertimbangkan beberapa faktor, antara lain:
- Tujuan audit: Tujuan audit adalah untuk memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat guna memberikan opini audit atas laporan keuangan.
- Risiko yang telah diidentifikasi: Prosedur audit harus dirancang untuk mengatasi risiko-risiko yang telah diidentifikasi.
- Pengendalian internal: Prosedur audit harus dirancang untuk menguji efektivitas pengendalian internal yang telah dinilai.
- Bukti audit yang dibutuhkan: Auditor harus menentukan jenis bukti audit apa yang dibutuhkan untuk mendukung kesimpulan audit.
Prosedur audit adalah serangkaian teknik yang digunakan oleh auditor untuk memperoleh bukti audit yang cukup dan kompeten guna mendukung opini audit yang diberikan. Beberapa prosedur audit yang umum digunakan antara lain inspeksi, di mana auditor secara fisik memeriksa dokumen, catatan, atau aset fisik untuk memverifikasi keberadaan dan keakuratannya. Pengamatan melibatkan pengamatan langsung oleh auditor terhadap suatu aktivitas atau proses untuk menilai efektivitas pengendalian internal. Konfirmasi adalah prosedur di mana auditor meminta konfirmasi tertulis dari pihak ketiga, seperti bank atau pelanggan, mengenai saldo akun atau transaksi tertentu. Perhitungan ulang melibatkan pemeriksaan ulang perhitungan matematis yang telah dilakukan oleh entitas. Terakhir, wawancara dengan pegawai merupakan cara yang efektif untuk memperoleh pemahaman yang lebih baik mengenai proses bisnis dan pengendalian internal entitas.
Pemilihan prosedur audit yang tepat akan tergantung pada risiko yang telah diidentifikasi dan tujuan audit yang ingin dicapai. Kombinasi dari berbagai prosedur audit ini akan memungkinkan auditor untuk memperoleh bukti audit yang cukup dan kompeten untuk mendukung opini audit yang diberikan. Prosedur audit yang dirancang harus bersifat spesifik dan terukur. Misalnya, jika auditor ingin menguji pengendalian atas persetujuan pembelian, prosedur audit yang dapat dilakukan adalah “Memeriksa 100% faktur pembelian untuk memastikan adanya tanda tangan persetujuan dari pejabat yang berwenang.”
Dengan merancang prosedur audit yang tepat, auditor dapat memastikan kualitas dan efisiensi dari proses audit. Prosedur audit yang dirancang dengan baik akan memungkinkan auditor untuk mengumpulkan bukti audit yang cukup dan tepat, yaitu bukti yang relevan dan memadai untuk mendukung kesimpulan audit. Bukti audit yang berkualitas akan meningkatkan keyakinan auditor dalam memberikan opini audit yang wajar. Selain itu, dengan memfokuskan pada area-area yang paling berisiko, auditor dapat mengoptimalkan penggunaan sumber daya audit, sehingga waktu dan biaya audit dapat diminimalisir. Dengan kata lain, prosedur audit yang efektif akan membantu auditor dalam mencapai tujuan audit secara efisien dan efektif.
Perancangan prosedur audit adalah langkah penting dalam proses audit yang menentukan keberhasilan audit secara keseluruhan. Dengan merancang prosedur audit yang baik, auditor dapat memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat untuk memberikan opini audit yang berkualitas.
Pelaksanaan prosedur audit:
Setelah prosedur audit dirancang secara cermat, langkah selanjutnya adalah melaksanakannya. Tahap pelaksanaan ini merupakan jantung dari proses audit, di mana auditor secara aktif mengumpulkan bukti audit yang diperlukan untuk mendukung opini audit. Pelaksanaan prosedur audit melibatkan penerapan secara sistematis prosedur-prosedur yang telah dirancang sebelumnya. Auditor akan melakukan berbagai tindakan seperti inspeksi dokumen, pengamatan aktivitas, wawancara dengan pegawai, perhitungan ulang, dan konfirmasi dengan pihak ketiga. Semua tindakan ini bertujuan untuk memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat guna mendukung kesimpulan audit.
Selama pelaksanaan prosedur audit, auditor harus memperhatikan beberapa hal penting, antara lain:
- Ketepatan waktu: Prosedur audit harus dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan.
- Kualitas bukti audit: Bukti audit yang diperoleh harus relevan, cukup, dan dapat diandalkan.
- Dokumentasi: Semua temuan dan bukti audit harus didokumentasikan dengan baik.
- Kerjasama dengan klien: Auditor harus bekerja sama dengan klien untuk mendapatkan akses ke informasi yang dibutuhkan.
Dokumentasi yang baik sangat penting dalam pelaksanaan prosedur audit. Dokumentasi ini akan menjadi dasar bagi auditor untuk mengevaluasi hasil audit dan menyusun laporan audit. Selain itu, dokumentasi juga dapat digunakan sebagai bukti audit jika diperlukan dalam kasus sengketa.
Pelaksanaan prosedur audit juga dapat melibatkan penggunaan teknologi informasi. Banyak auditor menggunakan software audit untuk membantu dalam perencanaan, pelaksanaan, dan dokumentasi audit. Software ini dapat membantu auditor dalam mengelola data audit, menganalisis data, dan menyusun laporan audit.
Pelaksanaan prosedur audit adalah tahap yang paling intensif dalam proses audit. Melalui pelaksanaan prosedur audit, auditor akan memperoleh bukti audit yang diperlukan untuk memberikan opini audit yang wajar dan dapat diandalkan.
Evaluasi hasil:
Setelah melaksanakan seluruh prosedur audit dan mengumpulkan bukti-bukti yang diperlukan, langkah selanjutnya adalah mengevaluasi hasil dari audit tersebut. Tahap ini sangat krusial karena di sinilah auditor akan mengintegrasikan semua temuan dan bukti audit untuk menarik kesimpulan mengenai kewajaran penyajian laporan keuangan. Evaluasi hasil melibatkan proses analisis yang mendalam terhadap seluruh bukti audit yang telah dikumpulkan. Auditor akan membandingkan bukti audit yang diperoleh dengan kriteria audit yang telah ditetapkan. Kriteria audit ini biasanya berupa standar akuntansi yang berlaku umum (SAK) atau standar akuntansi lainnya yang relevan.
Dalam proses evaluasi, auditor akan mengevaluasi apakah bukti audit yang diperoleh sudah cukup dan tepat untuk memberikan keyakinan yang memadai atas kewajaran penyajian laporan keuangan. Jika ditemukan adanya ketidaksesuaian antara bukti audit dengan kriteria audit, auditor perlu melakukan investigasi lebih lanjut untuk memahami penyebab ketidaksesuaian tersebut.
Setelah melakukan evaluasi, auditor akan menarik kesimpulan mengenai kewajaran penyajian laporan keuangan. Kesimpulan ini akan menjadi dasar bagi auditor untuk memberikan opini audit. Opini audit yang diberikan dapat berupa opini wajar tanpa pengecualian, opini wajar dengan pengecualian, opini tidak wajar, atau penolakan untuk memberikan opini. Tahap evaluasi hasil juga melibatkan identifikasi temuan-temuan audit. Temuan audit adalah kondisi atau kejadian yang menyimpang dari praktik akuntansi yang baik atau peraturan yang berlaku. Temuan-temuan audit ini perlu dikomunikasikan kepada manajemen entitas.
Evaluasi hasil merupakan tahap akhir dari proses audit yang sangat penting. Melalui tahap ini, auditor dapat memberikan keyakinan kepada pengguna laporan keuangan bahwa laporan keuangan yang diaudit telah disajikan secara wajar sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku. Dengan adanya program audit yang terstruktur dengan baik, auditor dapat memperoleh keyakinan yang lebih tinggi atas laporan keuangan yang diaudit, sehingga dapat memberikan opini audit yang lebih relevan dan handal.
Secara konseptual, metodologi untuk merancang pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi adalah sama bagi kelima kelas transaksi dan mencakup langkah-langkah berikut:
• Memahami pengendalian internal
• Menilai risiko pengendalian yang direncanakan
• Menentukan luas pengujian pengendalian
• Merancang pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi untuk memenuhi tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi.
REFERENSI
Arens, A. A., Elder, R. J., & Beasley, M. S. (2014). Auditing and assurance services. Prentice Hall.
Narayanan, A., Bonneau, J., Felten, E., & Miller, S. (2016). Bitcoin and cryptocurrency technologies: A comprehensive introduction. Princeton University Press. Gambar ini menggambarkan struktur dasar dari teknologi blockchain.
Swan, M. (2015). Blockchain: Blueprint for a new economy. O’Reilly Media.