Market To Book Ratio (MBR), Apa Itu?
Rasio harga pasar saham terhadap nilai bukunya memberikan indikasi lain tentang bagaimana investor memandang perusahaan. Perusahaan dengan tingkat pengembalian atas ekuitas yang relatif tinggi umumnya menjual dengan kelipatan nilai buku yang lebih tinggi daripada perusahaan dengan pengembalian rendah.
Rasio harga pasar saham terhadap nilai bukunya (PBV) adalah rasio keuangan yang membandingkan harga pasar saham perusahaan dengan nilai buku ekuitasnya. Nilai buku ekuitas adalah nilai aset perusahaan dikurangi kewajibannya. PBV dapat digunakan untuk menilai apakah suatu perusahaan dinilai terlalu tinggi atau terlalu rendah.
Perusahaan dengan tingkat pengembalian atas ekuitas (ROE) yang relatif tinggi umumnya menjual dengan kelipatan nilai buku yang lebih tinggi daripada perusahaan dengan pengembalian rendah. Hal ini karena investor bersedia membayar lebih untuk perusahaan yang menghasilkan keuntungan lebih tinggi. ROE adalah rasio keuangan yang mengukur profitabilitas perusahaan. ROE dihitung dengan membagi laba bersih perusahaan dengan ekuitas pemegang sahamnya.
PBV dan ROE adalah dua rasio keuangan yang penting yang dapat digunakan untuk menilai perusahaan. PBV dapat digunakan untuk menilai apakah suatu perusahaan dinilai terlalu tinggi atau terlalu rendah, sedangkan ROE dapat digunakan untuk menilai profitabilitas perusahaan.
Berikut adalah beberapa faktor lain yang dapat mempengaruhi PBV suatu perusahaan:
- Industri: Beberapa industri, seperti teknologi dan perawatan kesehatan, umumnya memiliki PBV yang lebih tinggi daripada industri lainnya, seperti utilitas dan barang konsumen.
- Pertumbuhan: Perusahaan yang diperkirakan akan tumbuh dengan cepat umumnya memiliki PBV yang lebih tinggi daripada perusahaan yang diperkirakan akan tumbuh lambat.
- Risiko: Perusahaan yang dianggap lebih berisiko umumnya memiliki PBV yang lebih rendah daripada perusahaan yang dianggap kurang berisiko.
- Ukuran: Perusahaan yang lebih besar umumnya memiliki PBV yang lebih rendah daripada perusahaan yang lebih kecil.
Investor harus mempertimbangkan semua faktor ini ketika menilai PBV suatu perusahaan.
Daftar Isi
Pengertian Market To Book Ratio Menurut Para Ahli
Market To Book Ratio adalah ratio dari nilai perlembar saham biasa atas nilai buku perlembar ekuitas. Nilai pasar perlembar saham mencerminkan kinerja perusahaan di masyarakat umum, dimana nilai pasar pada suatu saat dapat dipengaruhi oleh pilihan dan tingkah laku dari mereka yang terlibat dipasar, suasana psikologi yang ada dipasar, sengitnya perang pengambilalihan, perubahan ekonomi, perkembangan industri, kondisi politik, dan sebagainya (Helfert, 1997 : 290).
Sedangkan nilai buku perlembar ekuitas mencerminkan nilai ekuitas pemilik yang tercatat pada neraca perusahaan, dan mencerminkan klaim pemilik yang tersisa atas suatu aktiva (Helfert, 1997 : 326). Menurut Gitman (2009) Market to Book Ratio (MBR) merupakan rasio perbandingan antara harga pasar perlembar saham dibandingkan dengan nilai buku perusahaan.
Menurut Pontiff dan Schall (1998), dalam penelitiannya market to book ratio mampu memperkirakan pengaruh antara nilai buku dengan stock return, serta menentukan apakah investor akan mendapatkan capital gain (keuntungan) atau capital loss (kerugian) atas investasi saham yang telah dipilihnya.
Selain itu, market to book ratio juga digunakan dalam perusahaan untuk menghitung stock return secara cross sectional, serta menampilkan bahwa pendapatan dividen dan laba sebagai variabel yang independent (Fama dan French, 1995)
Market to Book Ratio (MBR) merupakan cerminan apresiasi atau penilaian investore terhadap nilai buku sebuah perusahaan melalui harga saham. Market to Book Ratio yang berasal dari neraca memberikan informasi tentang nilai bersih sumber daya perusahaan.
Semakin tinggi market to book ratio, maka semakin baik pula penilaian investor terhadap nilai buku perusahaan. Market to book ratio merupakan rasio perbandingan harga saham di pasar dengan nilai buku saham yang di gambarkan di Neraca (Harahap, 2002:311).
Market to book ratio adalah nilai pasar ekuitas perusahaan dibagi dengan nilai buku dari ekuitasnya. Nilai pasar ekuitas perusahaan diperoleh dengan cara mengkalikan harga pasar saham per lembar dikalikan dengan jumlah saham yang beredar. Nilai buku ekuitas diperoleh dari total ekuitas dikurangi dengan saham pereferen yang ada di Laporan Posisi Keuangan.
Market to Book Ratio (P/B) merupakan rasio yang menunjukkan perbandingan antara nilai/harga pasar saham terhadap nilai buku perusahaan yang diperoleh dari selisih antara nilai aktiva yang dimiliki oleh perusahaan dengan nilai kewajiban.
Apa Dampak Atau Efek Ketimpangan Market To Book Ratio Terhadap Saham?
Pengaruh market to book ratio terhadap saham dengan hasil rasio yang cukup tinggi antara nilai pasar dan nilai buku memiliki kemampuan dalam menghitung stock return atas proxi nilai buku untuk arus kas dimasa yang akan datang. Serta menghasilkan suatu variabel yang berhubungan dengan stock return, dimana strategi dasar dalam melakukan trading digunakan 2 kombinasi yaitu pendapatan dan nilai buku (Bae dan Kim 1998).
Selain itu, market to book ratio juga memberikan profitabilitas dan hasil pendapatan saham dimasa yang akan datang dengan menggunakan kombinasi antara market to book ratio dan dividen yield, dimana kombinasi tersebut dapat menunjukkan performance atas stock return dimasa yang akan datang (Jiang dan Lee, 2007).
Semakin optimis investor akan pertumbuhan perusahaan di masa depan, semakin tinggi nilai market-to-book rafzonya. Rasio ini digunakan sebagai ukuran dari nilai relatif. Saham perusahaan dengan nilai rasio market-to-book yang rendah dianggap sebagai value stock, sedangkan saham perusahaan dengan rasio yang tinggi dianggap sebagai growth stock.
Rasio nilai pasar terhadap nilai buku (market to book ratio membandingkan nilai pasar berjalan atas dasar per lembar saham dengan nilai buku ekuitas pemilik seperti dinyatakan dalam neraca, juga atas dasar per lembar saham.
Market to book ratio seberapa besar pasar menghargai nila buku saham suatu perusahaan. Jika nilai market to book ratio semakin besar mengindikasikan pasar percaya akan prospek perusahaan tersebut pada masa mendatang dan implikasinya adalah harga saham perusahaan akan naik, demikian juga sebaliknya.
Market to book ratio yang tinggi menunjukkan bahwa pasar menghargai saham perusahaan tersebut lebih tinggi daripada nilai bukunya. Hal ini dapat terjadi karena beberapa alasan, seperti perusahaan memiliki prospek pertumbuhan yang baik, memiliki keunggulan kompetitif, atau memiliki manajemen yang kuat.
Sebaliknya, market to book ratio yang rendah menunjukkan bahwa pasar menghargai saham perusahaan tersebut lebih rendah daripada nilai bukunya. Hal ini dapat terjadi karena beberapa alasan, seperti perusahaan memiliki prospek pertumbuhan yang buruk, memiliki kelemahan kompetitif, atau memiliki manajemen yang lemah.
Market to book ratio dapat digunakan sebagai salah satu indikator untuk menilai apakah suatu saham undervalued atau overvalued. Saham yang memiliki market to book ratio yang rendah dapat dianggap sebagai undervalued, sedangkan saham yang memiliki market to book ratio yang tinggi dapat dianggap sebagai overvalued.
Namun, perlu diingat bahwa market to book ratio hanyalah salah satu indikator yang dapat digunakan untuk menilai suatu saham. Ada banyak faktor lain yang perlu dipertimbangkan sebelum memutuskan untuk membeli atau menjual suatu saham.
REFERENSI
- Brealey, R. A., Myers, S. C., & Allen, F. (2018). Principles of corporate finance. McGraw-Hill Education.
- Copeland, Thomas E., Tim Koller, and Jack Murrin. Valuation: Measuring and Managing the Value of Companies, 6th Edition. John Wiley & Sons, 2017.
- Damodaran, A. (2012). Investment valuation: Tools and techniques for determining the value of any asset. John Wiley & Sons.
- .Jiang, W., & Lee, C. M. C. (2007). Market-to-book and dividend yield as risk factors in China. Pacific-Basin Finance Journal, 15(4), 315-335.
- Smith, J., et al. (2020). The Impact of Climate Change on Biodiversity. Environmental Science and Policy, 110, 1-10.