PENGENDALIAN PREVENTIF
Pengendalian preventif adalah tindakan yang diambil untuk mencegah terjadinya masalah sebelum masalah itu muncul. Dalam konteks keamanan informasi, pengendalian preventif bertujuan untuk melindungi aset organisasi dari ancaman seperti pencurian data, gangguan sistem, dan serangan siber.
Mengapa pengendalian preventif penting?
- Mencegah kerugian: Dengan mencegah masalah sebelum terjadi, organisasi dapat menghindari kerugian finansial, reputasi, dan operasional yang signifikan.
- Meningkatkan efisiensi: Dengan memiliki sistem yang aman dan handal, organisasi dapat meningkatkan efisiensi operasional dan produktivitas karyawan.
- Memenuhi regulasi: Banyak regulasi yang mewajibkan organisasi untuk menerapkan pengendalian preventif tertentu untuk melindungi data pribadi dan informasi sensitif lainnya.
Contoh pengendalian preventif
- Kebijakan keamanan: Organisasi harus memiliki kebijakan keamanan yang jelas dan komprehensif yang mencakup semua aspek keamanan informasi, mulai dari penggunaan kata sandi hingga penanganan insiden keamanan. Kebijakan ini harus dikomunikasikan kepada seluruh karyawan dan ditegakkan secara konsisten.
- Pelatihan keamanan: Pelatihan keamanan sangat penting untuk memastikan bahwa karyawan memahami kebijakan keamanan dan tahu bagaimana menerapkannya dalam pekerjaan sehari-hari. Pelatihan harus dilakukan secara berkala dan disesuaikan dengan peran dan tanggung jawab masing-masing karyawan.
- Kontrol akses: Kontrol akses digunakan untuk membatasi akses ke sistem dan data hanya untuk pengguna yang berwenang. Contoh kontrol akses meliputi otentikasi (verifikasi identitas pengguna) dan otorisasi (menentukan hak akses pengguna).
- Enkripsi: Enkripsi adalah proses mengacak data sehingga hanya dapat dibaca oleh orang yang memiliki kunci dekripsi yang tepat. Enkripsi dapat digunakan untuk melindungi data yang sensitif saat sedang ditransmisikan atau disimpan.
- Perangkat lunak keamanan: Perangkat lunak keamanan seperti antivirus, firewall, dan sistem deteksi intrusi dapat membantu melindungi sistem dari serangan siber.
- Kontrol fisik: Kontrol fisik digunakan untuk melindungi aset fisik organisasi, seperti server, jaringan, dan perangkat lainnya. Contoh kontrol fisik meliputi kunci, alarm, dan kamera pengawas.
Contoh dalam praktik
- Pembuatan budaya keamanan: Manajemen harus menjadi contoh dalam mematuhi kebijakan keamanan. Jika karyawan melihat manajer melanggar kebijakan, mereka cenderung mengikuti contoh yang buruk.
- Kontrol akses pengguna: Setiap pengguna hanya diberikan akses ke data dan sistem yang diperlukan untuk menjalankan tugasnya. Hal ini akan membatasi potensi kerusakan jika terjadi pelanggaran keamanan.
- Enkripsi email: Email yang berisi informasi sensitif harus dienkripsi untuk mencegah akses oleh pihak yang tidak berwenang.
- Pembatasan akses fisik: Akses ke ruang server atau pusat data harus dibatasi hanya untuk personel yang berwenang.
Pengendalian preventif adalah komponen penting dalam program keamanan informasi yang komprehensif. Dengan menerapkan pengendalian preventif yang tepat, organisasi dapat mengurangi risiko terjadinya pelanggaran keamanan dan melindungi aset berharga mereka.
EXAMPLE
|
EXPLANATION
|
People : Creation Of A “Security – Conscious” Culture
|
Manajemen puncak tidak hanya harus berkomunikasi kebijakan keamanan organisasi, tetapi juga harus memimpin dengan contoh. Karyawan lebih mungkin untuk mematuhi kebijakan keamanan informasi ketika mereka melihat manajer mereka melakukannya. Sebaliknya, jika karyawan mengamati manajer melanggar kebijakan keamanan informasi, misalnya dengan menuliskan password dan membubuhkan ke pemantauan, mereka cenderung meniru perilaku itu.
Gambar 1. Various Preventetive Controls : Pieces the Security Puzzle
|
People : Training
|
Pelatihan adalah kontrol preventif secara kritis. Investasi organisasi dalam pelatihan keamanan akan efektif hanya jika manajemen jelas menunjukkan bahwa ia mendukung karyawan yang mengikuti kebijakan keamanan yang ditentukan. Hal ini sangat penting untuk memerangi serangan rekayasa sosial, karena penanggulangan terkadang membuat konfrontasi memalukan dengan karyawan lainnya.
|
Process : User Access Controls
|
· Authentication Controls, adalah proses verifikasi identitas orang atau perangkat yang mencoba mengakses sistem.
· Authorization Controls, adalah proses membatasi akses pengguna dikonfirmasi ke bagian tertentu dari sistem dan membatasi tindakan apa yang mereka diizinkan untuk melakukan.
|
IT Solutions : Antimalware Controls
|
COBIT 5 bagian DSS05.01 berisi perlindungan malware sebagai salah satu kunci untuk keamanan yang efektif.
|
IT Solutions : Network Access Controls
|
Kebanyakan organisasi menyediakan karyawan, pelanggan, dan pemasok dengan akses remote ke sistem informasi mereka. Biasanya akses ini terjadi melalui internet, tetapi beberapa organisasi masih menjaga jaringan milik mereka sendiri atau memberikan langsung akses dial-up oleh modem.
|
IT Solutions : Device and Software Hardening Controls
|
Sebuah organisasi dapat meningkatkan sistem keamanan informasi dengan menambah kontrol pencegahan pada perimeter jaringan dengan kontrol pencegahan tambahan pada workstation, server, printer, dan perangkat lain (secara kolektif disebut sebagai endpoint) yang terdiri jaringan organisasi.
|
IT Solutions : Encryption
|
Enkripsi memberikan lapisan akhir pertahanan untuk mencegah akses tidak sah ke informasi sensitif.
|
Physical Security : Access Controls
|
Kontrol akses fisik dimulai dengan entry point untuk bangunan itu sendiri. Idealnya, seharusnya hanya ada satu titik masuk reguler yang tetap tidak terkunci selama jam kerja normal. Akses fisik ke peralatan komputer kamar perumahan juga harus dibatasi. Beberapa akses upaya gagal harus memicu alarm. Akses ke kabel yang digunakan dalam rencana organisasi juga perlu dibatasi untuk mencegah penyadapan.
|
Change Controls and Change Management
|
Perubahan kontrol dan manajemen perubahan adalah proses formal yang digunakan untuk memastikan bahwa modifikasi perangkat keras, perangkat lunak, atau proses tidak mengurangi keandalan sistem.
|
Pengendalian preventif adalah jenis pengendalian yang dirancang untuk mencegah masalah atau ancaman sebelum mereka terjadi. Dalam konteks keamanan informasi, pengendalian preventif dapat diimplementasikan dalam berbagai cara, termasuk melalui proses, teknologi, dan fisik.
Misalnya, menciptakan budaya keamanan yang sadar akan membuat karyawan lebih mematuhi kebijakan keamanan informasi. Pelatihan keamanan juga penting untuk memerangi serangan rekayasa sosial. Selain itu, kontrol akses pengguna, seperti autentikasi dan autorisasi, dapat membantu membatasi akses ke sistem dan informasi.
Dalam hal teknologi, pengendalian preventif dapat melibatkan penggunaan antimalware, kontrol akses jaringan, pengerasan perangkat dan perangkat lunak, dan enkripsi. Enkripsi dapat memberikan lapisan akhir pertahanan untuk mencegah akses tidak sah ke informasi sensitif.
Dalam hal fisik, kontrol akses dapat dimulai dengan entry point untuk bangunan itu sendiri, dan akses fisik ke peralatan komputer kamar perumahan harus dibatasi. Perubahan kontrol dan manajemen perubahan juga penting untuk memastikan bahwa modifikasi perangkat keras, perangkat lunak, atau proses tidak mengurangi keandalan sistem.
Dengan demikian, pengendalian preventif dapat membantu mencegah ancaman dan masalah keamanan informasi sebelum mereka terjadi, dan memastikan keamanan dan keandalan sistem informasi.
Pengendalian preventif juga dapat membantu mengurangi risiko kegagalan sistem, kerusakan data, dan kehilangan informasi sensitif. Dengan memiliki kontrol akses yang efektif, organisasi dapat membatasi akses ke sistem dan informasi hanya untuk orang-orang yang berhak.
Selain itu, pengendalian preventif juga dapat membantu organisasi mematuhi peraturan dan standar keamanan yang relevan. Dengan memiliki sistem keamanan yang efektif, organisasi dapat memenuhi persyaratan peraturan dan standar keamanan, serta mengurangi risiko tidak mematuhi peraturan.
Dalam implementasi pengendalian preventif, penting untuk memiliki文化 yang sadar akan keamanan. Karyawan harus memahami pentingnya keamanan informasi dan memiliki perilaku yang aman. Manajemen harus memimpin dengan contoh dan memberikan contoh perilaku yang aman.
Pengendalian preventif juga harus diterapkan secara proaktif, artinya organisasi harus memprediksi dan mengantisipasi ancaman keamanan sebelum mereka terjadi. Dengan demikian, organisasi dapat mengurangi risiko keamanan dan memastikan keamanan serta keandalan sistem informasi.
Dalam keseluruhan, pengendalian preventif adalah suatu cara efektif untuk mencegah ancaman keamanan sebelum mereka terjadi. Dengan implementasi yang efektif, organisasi dapat mengurangi risiko keamanan, memastikan keamanan dan keandalan sistem informasi, serta memenuhi peraturan dan standar keamanan yang relevan.
Pengendalian preventif juga dapat membantu organisasi meningkatkan kesadaran akan keamanan di kalangan karyawan. Dengan memiliki program pelatihan keamanan yang efektif, karyawan dapat memahami pentingnya keamanan informasi dan memiliki perilaku yang aman.
Selain itu, pengendalian preventif juga dapat membantu organisasi meningkatkan kemampuan deteksi dan respon terhadap ancaman keamanan. Dengan memiliki sistem keamanan yang efektif, organisasi dapat mendeteksi ancaman keamanan dengan lebih cepat dan merespon dengan lebih efektif.
Dalam implementasi pengendalian preventif, penting untuk memiliki kerja sama yang baik antara tim keamanan, tim IT, dan karyawan lainnya. Kerja sama yang baik dapat membantu organisasi mengidentifikasi dan mengatasi ancaman keamanan dengan lebih efektif.
Pengendalian preventif juga harus diterapkan secara berkelanjutan. Organisasi harus melihat keamanan sebagai proses yang berkelanjutan, bukan sebagai proyek yang satu kali. Dengan demikian, organisasi dapat memastikan keamanan dan keandalan sistem informasi secara berkelanjutan.
Dalam keseluruhan, pengendalian preventif adalah suatu cara efektif untuk mencegah ancaman keamanan sebelum mereka terjadi. Dengan implementasi yang efektif, organisasi dapat mengurangi risiko keamanan, memastikan keamanan dan keandalan sistem informasi, serta memenuhi peraturan dan standar keamanan yang relevan.
Dalam konteks modern, pengendalian preventif menjadi semakin penting karena ancaman keamanan yang semakin kompleks dan beragam. Dengan memiliki pengendalian preventif yang efektif, organisasi dapat meningkatkan kesadaran akan keamanan dan mengurangi risiko keamanan, sehingga dapat memastikan keamanan dan keandalan sistem informasi.
REFERENSI
Priyanto, S., & Rahmawati, D. (2018). Pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan. Jurnal Manajemen, 15(2), 123-135.
Romney, M. B., & Steinbart, P. J. (2015). Accounting information systems. Pearson Education.
Sudjana, N. (2010). Metode statistika. Bandung: Tarsito.