Teori Semiotik
Teori Semiotik
Artikel Terkait Lainnya
Semiotik didefinisikan sebagai ilmu yang mengkaji penggunaan tanda-tanda dan simbol dalam kehidupan manusia sebagai bagian dari sistem kode yang dipakai untuk mengkomunikasikan informasi. Artinya, semua yang hadir dalam kehidupan manusia dapat dilihat sebagai tanda, yakni sesuatu yang harus diberi makna. Para pragmatis melihat tanda sebagai “sesuatu yang mewakili sesuatu” (Hoed, 2007). “Sesuatu” itu dapat berupa hal yang konkret (dapat ditangkap dengan pancaindera manusia), yang kemudian, melalui proses, mewakili “sesuatu” yang ada di dalam alam pikiran manusia. Jadi, tanda bukanlah suatu struktur, melainkan suatu proses kognitif yang berasal dari apa yang ditangkap oleh pancaindera. Dalam teori ini, “sesuatu” yang pertama –yang konkret– adalah suatu “perwakilan” yang disebut representamen (atau ground), sedangkan “sesuatu” yang ada di dalam kognisi disebut object. Proses hubungan dari representamen ke object disebut semiosis (semeion, Yun. „tanda‟). Dalam pemaknaan suatu tanda, proses semiosis ini belum lengkap karena kemudian ada satu proses lagi yang merupakan lanjutan yang disebut interpretant (proses penafsiran).
Apabila dikaitkan dengan pelaporan keuangan simbol, gambar, angka, atau narrative text yang ada dalam annual report bukanlah sekedar simbol melainkan memiliki makna dan sengaja didesain untuk menyampaikan pesan tertentu kepada audiensnya (stakeholder). Pemahaman terhadap angka, simbol dan teks tersebut sangat tergantung pada kemampuan dalam menginterpretasikannya. Dikatakan oleh Ricoeur (2009), teks merupakan pengganti ucapan dan pembakuan semua artikulasi yang sudah diungkapkan secara lisan dalam naskah yang linear.