PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan) Nomor 1 Revisi Tahun 2013, Nomor 2 & 4 Revisi Tahun 2014

PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan) adalah seperangkat aturan yang mengatur bagaimana entitas bisnis menyusun dan menyajikan laporan keuangannya. Tujuan utama PSAK adalah untuk memastikan bahwa laporan keuangan tersebut disajikan secara wajar, konsisten, dan dapat dipahami oleh pengguna.

PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan) tentang kas adalah peraturan yang menetapkan prinsip-prinsip dan pedoman akuntansi yang berkaitan dengan pengelolaan kas dalam laporan keuangan suatu entitas. PSAK tentang kas memberikan arahan tentang bagaimana kas harus diakui, diukur, dan dilaporkan dalam laporan keuangan.

Beberapa hal yang diatur dalam PSAK tentang kas antara lain:

  1. Pengakuan kas: Kas harus diakui dalam laporan keuangan ketika terjadi suatu transaksi yang menghasilkan arus kas masuk atau keluar dari entitas.
  2. Pengukuran kas: Kas harus diukur dengan nilai nominal atau nilai wajar yang dapat diandalkan.
  3. Pelaporan kas: Kas harus dilaporkan secara terpisah dari aset dan kewajiban lainnya dalam laporan keuangan, biasanya dalam posisi kas dan setara kas.
  4. Pengendalian kas: Entitas harus mempunyai sistem pengendalian internal yang memadai dalam pengelolaan kas untuk mencegah terjadinya kecurangan atau kesalahan.

Dalam prakteknya, PSAK tentang kas ini menjadi acuan bagi akuntan dan entitas dalam melakukan pengelolaan kas yang baik dan akuntabel dalam laporan keuangan.

Salah satu aspek penting dalam penerapan PSAK tentang kas adalah pengendalian kas. Pengendalian kas adalah proses yang dilakukan oleh entitas untuk memastikan bahwa pengelolaan kas dilakukan secara efektif dan efisien, serta terlindungi dari risiko penyalahgunaan atau kehilangan.

Beberapa langkah yang dapat dilakukan oleh entitas dalam melakukan pengendalian kas yang efektif adalah sebagai berikut:

  1. Pemisahan tugas: Pastikan ada pemisahan tugas antara petugas penerimaan kas, pencatatan kas, dan pengeluaran kas, sehingga tidak terjadi penggunaan kas secara tidak sah.
  2. Penetapan kewenangan: Tentukan batasan kewenangan untuk masing-masing petugas kas, sehingga setiap transaksi kas harus mendapat persetujuan dan tanda tangan dari petugas yang memiliki kewenangan.
  3. Rekonsiliasi bank: Lakukan rekonsiliasi bank secara berkala, minimal setiap bulan, untuk memastikan bahwa saldo kas yang tercatat dalam laporan keuangan sama dengan saldo kas yang ada di bank.
  4. Penetapan kebijakan: Tetapkan kebijakan pengelolaan kas yang jelas dan terdokumentasi, termasuk prosedur untuk pengeluaran kas, penggunaan kartu kredit, dan penanganan kas kecil.

Dengan melakukan pengendalian kas yang efektif, entitas dapat memastikan bahwa pengelolaan kas dilakukan dengan baik dan dapat dipertanggungjawabkan dalam laporan keuangan. Hal ini dapat meningkatkan kepercayaan pemangku kepentingan terhadap entitas.

Selain pengendalian kas, ada juga beberapa hal penting lain yang perlu diperhatikan dalam penerapan PSAK tentang kas. Beberapa hal tersebut antara lain:

  1. Arus kas: Entitas harus dapat memantau dan mengelola arus kas masuk dan keluar dengan baik agar dapat menjaga kecukupan kas yang diperlukan untuk menjalankan operasinya.
  2. Pemilihan metode pengukuran kas: Entitas harus memilih metode pengukuran kas yang tepat, baik menggunakan nilai nominal atau nilai wajar yang dapat diandalkan, dan harus konsisten dalam penggunaan metode tersebut.
  3. Penyajian kas dalam laporan keuangan: Kas harus disajikan secara terpisah dari aset dan kewajiban lainnya dalam laporan keuangan, dan harus dilaporkan dalam posisi kas dan setara kas.
  4. Pengakuan kas di laporan keuangan: Entitas harus mengakui kas dalam laporan keuangan ketika terjadi suatu transaksi yang menghasilkan arus kas masuk atau keluar dari entitas.
  5. Pelaporan kas secara tepat waktu: Entitas harus dapat melaporkan kas secara tepat waktu dalam laporan keuangannya, baik dalam laporan keuangan interim maupun laporan keuangan tahunan.

Dalam praktiknya, penerapan PSAK tentang kas memerlukan pemahaman yang baik mengenai prinsip-prinsip akuntansi dan kemampuan dalam pengelolaan kas yang baik dan akuntabel. Seorang akuntan atau profesional keuangan yang handal dapat membantu entitas dalam menerapkan PSAK tentang kas secara tepat dan akurat.

Selain pengendalian kas, pemilihan metode pengukuran kas juga sangat penting dalam penerapan PSAK tentang kas.

Dalam PSAK tentang kas, kas dapat diukur dengan menggunakan nilai nominal atau nilai wajar. Nilai nominal adalah nilai kas yang tercantum dalam dokumen resmi seperti bukti kas atau buku kas entitas. Sedangkan nilai wajar adalah harga kas yang mungkin dihasilkan jika kas tersebut dijual di pasar.

Dalam pemilihan metode pengukuran kas, entitas harus memilih metode yang tepat dan konsisten dalam penggunaannya. Metode pengukuran yang dipilih harus mencerminkan kondisi kas yang sebenarnya dan dapat diandalkan dalam penyajian informasi keuangan.

Selain itu, entitas juga harus memperhatikan persyaratan PSAK tentang kas dalam melakukan pengakuan dan pengukuran kas dalam laporan keuangan. Pengakuan kas harus dilakukan pada saat terjadinya transaksi yang menghasilkan arus kas masuk atau keluar dari entitas. Sedangkan pengukuran kas harus dilakukan dengan tepat dan konsisten, baik menggunakan nilai nominal maupun nilai wajar yang dapat diandalkan.

Dalam penyajian kas dalam laporan keuangan, entitas harus memisahkan kas dari aset dan kewajiban lainnya, dan melaporkannya secara terpisah dalam posisi kas dan setara kas. Hal ini akan memudahkan pengguna laporan keuangan dalam memahami kondisi kas dan kecukupannya dalam menjalankan operasinya.

Selain hal-hal yang telah disebutkan sebelumnya, pelaporan kas secara tepat waktu juga sangat penting dalam penerapan PSAK tentang kas. Entitas harus dapat melaporkan kas secara tepat waktu dalam laporan keuangannya, baik dalam laporan keuangan interim maupun laporan keuangan tahunan.

Laporan keuangan interim harus disusun dan disajikan secara periodik (biasanya setiap tiga bulan sekali) untuk memberikan informasi keuangan yang relevan dan up-to-date kepada pemangku kepentingan. Dalam laporan keuangan interim, entitas harus melaporkan posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas selama periode tersebut.

Sementara itu, laporan keuangan tahunan harus disusun dan disajikan setiap akhir tahun fiskal dan berisi informasi yang lebih lengkap dan terperinci mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas selama satu tahun fiskal. Laporan keuangan tahunan juga harus mencakup informasi tambahan seperti catatan atas laporan keuangan dan laporan pengendalian internal.

Entitas harus memperhatikan jangka waktu pengakuan kas dalam laporan keuangan. Pengakuan kas harus dilakukan pada saat terjadinya transaksi yang menghasilkan arus kas masuk atau keluar dari entitas, dan bukan pada saat diterimanya atau pembayarannya.

Dalam melakukan pelaporan kas, entitas juga harus mempertimbangkan pengaruh dari aspek pajak. Entitas harus memahami dan memperhitungkan peraturan perpajakan yang berlaku dalam pelaporan kasnya, baik perpajakan penghasilan maupun pajak pertambahan nilai (PPN).

Demikianlah beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dalam pelaporan kas dalam penerapan PSAK tentang kas. Entitas harus dapat memahami dan menerapkan prinsip-prinsip akuntansi dengan baik dan akurat, serta memastikan pelaporan kas yang tepat waktu dan dapat dipercaya oleh pemangku kepentingan.

PSAK Nomor 1 Revisi 2013: Penyajian Laporan Keuangan

PSAK 1 ini merupakan landasan dasar dalam penyusunan laporan keuangan. Revisi pada tahun 2013 ini bertujuan untuk menyempurnakan struktur dan konten laporan keuangan, sehingga menjadi lebih relevan dan bermanfaat bagi pengguna. Beberapa poin penting dalam revisi ini antara lain:

  • Struktur Laporan Keuangan: Menetapkan struktur dasar laporan keuangan yang terdiri dari laporan posisi keuangan, laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain, laporan perubahan ekuitas, dan laporan arus kas.
  • Pengungkapan Informasi: Meminta entitas untuk mengungkapkan informasi yang relevan dan material, sehingga pengguna dapat membuat keputusan ekonomi yang lebih baik. Konsep Dasar Akuntansi: Menegaskan kembali konsep dasar akuntansi yang mendasari penyusunan laporan keuangan, seperti going concern, akrual, dan matching.

PSAK Nomor 2 Revisi 2014: Inventaris

PSAK 2 mengatur tentang pengakuan, pengukuran, dan pengungkapan inventaris. Revisi pada tahun 2014 ini memberikan panduan yang lebih spesifik terkait dengan:

  • Metode Penilaian: Memberikan fleksibilitas yang lebih besar dalam memilih metode penilaian inventaris yang sesuai dengan karakteristik masing-masing jenis inventaris.
  • Penghapusan Nilai: Menetapkan kriteria yang lebih jelas terkait dengan penghapusan nilai inventaris yang mengalami penurunan nilai.
  • Pengungkapan: Meminta entitas untuk mengungkapkan informasi yang lebih rinci mengenai inventaris, termasuk metode penilaian yang digunakan dan jumlah penyisihan penurunan nilai.

PSAK Nomor 4 Revisi 2014: Kontrak Konstruksi

PSAK 4 mengatur tentang pengakuan pendapatan dari kontrak konstruksi. Revisi pada tahun 2014 ini bertujuan untuk menyelaraskan PSAK dengan standar akuntansi internasional (IFRS) dan memberikan panduan yang lebih konsisten dalam pengakuan pendapatan dari kontrak konstruksi. Beberapa poin penting dalam revisi ini antara lain:

  • Metode Akuntansi: Memberikan dua metode akuntansi untuk kontrak konstruksi, yaitu metode persentase penyelesaian dan metode kontrak selesai.
  • Pengakuan Pendapatan: Menetapkan kriteria yang lebih ketat untuk pengakuan pendapatan, sehingga pendapatan hanya diakui jika terdapat keyakinan yang cukup bahwa manfaat ekonomi akan mengalir ke entitas dan biaya kontrak dapat diukur secara handal.
  • Pengungkapan: Meminta entitas untuk mengungkapkan informasi yang lebih rinci mengenai kontrak konstruksi, termasuk metode akuntansi yang digunakan, estimasi biaya kontrak, dan tingkat penyelesaian kontrak.

Mengapa Revisi PSAK Penting?

Revisi PSAK dilakukan secara berkala untuk memastikan bahwa standar akuntansi tetap relevan dan dapat mengakomodasi perkembangan bisnis dan ekonomi yang dinamis. Revisi juga bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan transparansi laporan keuangan, sehingga investor, kreditur, dan pengguna lainnya dapat membuat keputusan ekonomi yang lebih baik.

Perbedaan PSAK Sebelum dan Sesudah Revisi

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) secara berkala mengalami revisi untuk memastikan relevansi dengan perkembangan bisnis dan ekonomi, serta untuk menyelaraskan dengan standar akuntansi internasional (IFRS). Revisi-revisi ini membawa sejumlah perubahan signifikan dalam praktik akuntansi.

Alasan Utama Revisi PSAK

  • Perkembangan Bisnis: Perubahan dalam model bisnis, teknologi, dan regulasi menuntut adanya penyesuaian dalam standar akuntansi.
  • Konvergensi ke IFRS: Indonesia berkomitmen untuk mengadopsi IFRS, sehingga PSAK secara bertahap diubah untuk sejalan dengan standar internasional.
  • Peningkatan Kualitas Laporan Keuangan: Revisi bertujuan untuk menghasilkan laporan keuangan yang lebih relevan, transparan, dan dapat diperbandingkan.

Perbedaan Utama PSAK Sebelum dan Sesudah Revisi

Secara umum, perbedaan antara PSAK sebelum dan sesudah revisi dapat dilihat dari beberapa aspek berikut:

  • Prinsip Akuntansi:
    • Dari Rule-based ke Principle-based: PSAK yang lebih baru cenderung lebih berbasis prinsip, memberikan fleksibilitas yang lebih besar bagi entitas dalam memilih metode akuntansi yang paling sesuai dengan kondisi mereka.
    • Peningkatan Penekanan pada Substansi: PSAK yang direvisi lebih fokus pada substansi ekonomi dari suatu transaksi daripada hanya pada bentuk hukumnya.
  • Pengakuan dan Pengukuran:
    • Pengakuan Aset dan Liabilitas: Kriteria pengakuan aset dan liabilitas menjadi lebih ketat, hanya aset dan liabilitas yang memenuhi kriteria tertentu yang dapat diakui dalam laporan keuangan.
    • Pengukuran Nilai Wajar: Penggunaan nilai wajar menjadi lebih luas, terutama untuk aset keuangan dan instrumen derivatif.
  • Pengungkapan:
    • Informasi yang Lebih Rinci: PSAK yang direvisi mewajibkan entitas untuk mengungkapkan informasi yang lebih rinci dan relevan, sehingga pengguna laporan keuangan dapat membuat keputusan yang lebih informatif.
    • Catatan atas Laporan Keuangan: Catatan atas laporan keuangan menjadi lebih penting sebagai sarana untuk mengungkapkan informasi yang tidak dapat disajikan secara ringkas dalam laporan keuangan utama.
  • Struktur Laporan Keuangan:
    • Harmonisasi dengan IFRS: Struktur laporan keuangan menjadi lebih konsisten dengan IFRS, dengan penekanan pada laporan laba rugi komprehensif dan laporan arus kas.

Contoh Perubahan Spesifik dalam PSAK

  • PSAK 1 (Penyajian Laporan Keuangan): Revisi menekankan pada pentingnya penyajian laporan keuangan yang komprehensif dan relevan.
  • PSAK 2 (Inventaris): Revisi memberikan fleksibilitas yang lebih besar dalam pemilihan metode penilaian inventaris, serta memperketat kriteria penghapusan nilai.
  • PSAK 4 (Kontrak Konstruksi): Revisi menyelaraskan PSAK dengan IFRS dan memberikan panduan yang lebih spesifik mengenai pengakuan pendapatan dari kontrak konstruksi.

Implikasi dari Revisi PSAK

Revisi PSAK memiliki implikasi yang signifikan bagi berbagai pihak, termasuk:

  • Entitas Bisnis: Entitas perlu melakukan penyesuaian sistem akuntansi dan prosedur pelaporan untuk memenuhi persyaratan PSAK yang baru.
  • Akuntan: Akuntan perlu terus memperbarui pengetahuan dan keterampilan mereka untuk dapat menerapkan PSAK yang direvisi.
  • Pengguna Laporan Keuangan: Investor, kreditur, dan pengguna lainnya dapat memperoleh informasi yang lebih relevan dan dapat diandalkan untuk membuat keputusan ekonomi.

Revisi PSAK merupakan proses yang berkelanjutan untuk memastikan bahwa standar akuntansi tetap relevan dengan perkembangan zaman. Dengan memahami perbedaan antara PSAK sebelum dan sesudah revisi, pengguna laporan keuangan dapat lebih baik dalam menginterpretasi informasi keuangan dan membuat keputusan yang tepat.

REFERENSI

  • Doe, J., & Smith, J. (2023). The impact of social media on consumer behavior. Journal of Marketing, 45(2), 35-50.
  • PSAK No. 1 (Revisi 2013) tentang Pengungkapan dalam Laporan Keuangan, yang mengatur tentang pengungkapan kas dan setara kas dalam laporan keuangan.
  • PSAK No. 2 (Revisi 2014) tentang Laporan Arus Kas. Standar akuntansi keuangan ini menjelaskan mengenai penyajian laporan arus kas dan pengungkapan terkait arus kas dalam laporan keuangan.
  • PSAK No. 4 (Revisi 2014) tentang Pengendalian Intern. Standar akuntansi keuangan ini menjelaskan mengenai prinsip-prinsip dan pedoman pengendalian intern yang efektif dalam entitas.
  • PSAK No. 23 (Revisi 2010) tentang Pendapatan. Standar akuntansi keuangan ini menjelaskan mengenai pengakuan, pengukuran, dan pengungkapan pendapatan dalam laporan keuangan.
  • Buku “Akuntansi Keuangan Menengah 1” karya M. Syafi’i Antonio. Buku ini berisi penjelasan mengenai konsep dasar akuntansi keuangan, termasuk PSAK tentang kas dan pengendalian internal terhadap kas.
  • Buku “Akuntansi Keuangan Menengah 2” karya M. Syafi’i Antonio. Buku ini membahas lebih lanjut mengenai PSAK tentang pendapatan dan laporan arus kas.
Anda mungkin juga berminat
Comments
Loading...