ALASAN UNTUK LEASING
Terdapat beberapa alasan mengapa perusahaan memilih leasing daripada membeli aset secara langsung. Alasan-alasan ini berkaitan dengan fleksibilitas, manajemen arus kas, dan pertimbangan pajak.
1. Fleksibilitas:
- Penggunaan Aset Tanpa Kepemilikan: Leasing memungkinkan perusahaan untuk menggunakan aset tanpa harus mengeluarkan modal besar untuk membelinya. Ini memberikan fleksibilitas, terutama untuk aset yang cepat usang atau memiliki siklus teknologi yang pendek.
- Opsi di Akhir Masa Leasing: Perusahaan memiliki opsi untuk mengembalikan aset, memperpanjang masa sewa, atau bahkan membelinya di akhir masa leasing. Fleksibilitas ini memungkinkan perusahaan untuk menyesuaikan dengan kebutuhan bisnis yang dinamis.
2. Manajemen Arus Kas:
- Pengeluaran Lebih Terprediksi: Pembayaran sewa leasing biasanya tetap selama masa sewa, sehingga memudahkan perusahaan dalam memprediksi dan mengelola arus kas.
- Mengurangi Beban Utang: Leasing tidak dicatat sebagai utang di neraca, sehingga rasio keuangan perusahaan terlihat lebih baik.
3. Pertimbangan Pajak:
- Potensi Penghematan Pajak: Pembayaran sewa leasing dapat dikurangkan sebagai biaya operasional, sehingga dapat mengurangi beban pajak perusahaan.
Aspek Akuntansi yang Lebih Mendalam
- Klasifikasi Lease: PSAK 30 membagi leasing menjadi dua jenis, yaitu operating lease dan finance lease. Penentuan jenis lease berdampak signifikan pada penyajian di laporan keuangan. Finance lease memenuhi kriteria tertentu yang menunjukkan bahwa lease mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang berhubungan dengan kepemilikan aset.
- Pengakuan dan Pengukuran:
- Operating Lease: Lessee (penyewa) mencatat biaya sewa secara periodik di laporan laba rugi.
- Finance Lease: Lessee mengakui aset dan liabilitas di neraca. Aset dicatat sebesar nilai wajar atau nilai kini dari pembayaran lease minimum, mana yang lebih rendah. Liabilitas juga dicatat dengan nilai yang sama.
- Penyajian dalam Laporan Keuangan:
- Neraca: Pada finance lease, aset dan liabilitas terkait lease disajikan di neraca.
- Laporan Laba Rugi: Pada operating lease, biaya sewa diakui sebagai beban. Pada finance lease, beban penyusutan aset dan beban bunga atas liabilitas diakui.
Pertimbangan dalam Pengambilan Keputusan Leasing
- Biaya Leasing: Evaluasi biaya leasing secara keseluruhan, termasuk biaya sewa, biaya administrasi, dan biaya lainnya. Bandingkan dengan biaya pembelian aset dan biaya terkait lainnya.
- Nilai Residu: Pertimbangkan nilai residu aset di akhir masa lease, terutama jika ada opsi untuk membeli.
- Kondisi Pasar: Kondisi pasar dan suku bunga dapat mempengaruhi keputusan leasing.
Perbedaan Kunci Operating Lease dan Finance Lease
Fitur | Operating Lease | Finance Lease |
---|---|---|
Substansi | Sewa aset untuk jangka waktu tertentu. | Pembiayaan pembelian aset dengan cara menyewa. |
Kepemilikan | Tetap pada lessor (pemilik aset). | Secara substansial berpindah ke lessee (penyewa). |
Risiko dan Manfaat | Sebagian besar tetap pada lessor. | Sebagian besar berpindah ke lessee. |
Pengakuan di Neraca Lessee | Tidak diakui. | Diakui sebagai aset dan liabilitas. |
Beban di Laporan Laba Rugi | Biaya sewa periodik. | Beban penyusutan dan beban bunga. |
Masa Sewa | Biasanya lebih pendek dari umur ekonomis aset. | Biasanya mendekati umur ekonomis aset. |
Opsi Beli | Biasanya tidak ada atau dengan harga pasar. | Biasanya ada dengan harga yang telah ditentukan (bargain purchase option). |
Contoh Kasus:
-
Operating Lease: Sebuah perusahaan menyewa mesin fotokopi selama 3 tahun. Perusahaan hanya akan menggunakan mesin tersebut dan mengembalikannya ke lessor di akhir masa sewa. Risiko kerusakan dan perawatan ditanggung oleh lessor. Dalam hal ini, perusahaan hanya mencatat biaya sewa setiap bulan di laporan laba rugi.
-
Finance Lease: Sebuah maskapai penerbangan menyewa pesawat terbang selama 10 tahun. Di akhir masa sewa, maskapai memiliki opsi untuk membeli pesawat dengan harga yang jauh lebih rendah dari harga pasar. Maskapai mengakui pesawat sebagai aset dan kewajiban lease di neraca. Maskapai juga mencatat beban penyusutan pesawat dan beban bunga atas kewajiban di laporan laba rugi.
Contoh Kasus Penerapan Leasing di Industri Tertentu
- Industri Penerbangan: Leasing pesawat terbang adalah praktik umum di industri penerbangan. Maskapai penerbangan seringkali memilih finance lease karena umur ekonomis pesawat yang panjang dan nilai residu yang relatif tinggi.
- Industri Ritel: Perusahaan ritel sering menggunakan operating lease untuk peralatan toko seperti mesin kasir, rak display, dan sistem pendingin. Hal ini memberikan fleksibilitas untuk mengganti peralatan sesuai dengan perkembangan teknologi dan tren pasar.
- Industri Kesehatan: Rumah sakit dapat menggunakan finance lease untuk peralatan medis yang mahal seperti mesin MRI dan CT Scan.
Implikasi Perubahan PSAK Terkait Leasing
Perubahan PSAK 73 tentang Leasing memiliki dampak signifikan terhadap pelaporan keuangan perusahaan. Beberapa implikasi utama antara lain:
- Pengakuan Aset dan Liabilitas: Hampir semua lease diakui sebagai finance lease di neraca lessee, kecuali lease jangka pendek dan lease aset bernilai rendah. Ini meningkatkan aset dan liabilitas di neraca.
- Pengukuran Aset dan Liabilitas: Aset dan liabilitas lease diukur berdasarkan nilai kini dari pembayaran lease.
- Penyajian di Laporan Keuangan: Informasi lebih detail tentang lease diungkapkan di catatan atas laporan keuangan.
Dampak Perubahan PSAK
- Meningkatnya Aset dan Liabilitas: Perusahaan yang sebelumnya menggunakan operating lease akan mengalami peningkatan aset dan liabilitas di neraca.
- Perubahan Rasio Keuangan: Rasio keuangan seperti rasio utang terhadap ekuitas dan rasio lancar akan terpengaruh.
- Meningkatnya Kompleksitas Akuntansi: Perusahaan perlu menyesuaikan sistem akuntansi dan pelaporan keuangan mereka.
Dampak pada Analisis Laporan Keuangan
- Rasio Keuangan: Finance lease meningkatkan aset dan liabilitas di neraca, yang dapat mempengaruhi rasio keuangan seperti rasio utang terhadap ekuitas dan rasio lancar.
- Profitabilitas: Finance lease dapat menghasilkan beban yang lebih tinggi di awal masa sewa karena beban bunga, yang dapat mempengaruhi laba bersih.
Strategi Optimasi Leasing
- Pemilihan Jenis Leasing yang Tepat:
- Analisis kebutuhan bisnis dan kondisi keuangan untuk menentukan jenis leasing yang paling sesuai, apakah operating lease atau finance lease.
- Pertimbangkan faktor-faktor seperti fleksibilitas, arus kas, dan dampak pada laporan keuangan.
- Negosiasi Syarat Leasing:
- Negosiasikan syarat leasing yang menguntungkan, termasuk tingkat sewa, masa sewa, dan opsi beli.
- Pertimbangkan untuk melibatkan konsultan leasing yang berpengalaman.
- Manajemen Aset yang Efektif:
- Lacak dan kelola aset yang di-lease secara efektif untuk memastikan pemanfaatan yang optimal.
- Pertimbangkan strategi perawatan dan penggantian aset yang tepat.
- Analisis dan Evaluasi Berkelanjutan:
- Evaluasi kinerja leasing secara berkala dan lakukan penyesuaian jika diperlukan.
- Pantau perubahan peraturan akuntansi dan perpajakan terkait leasing.
Perbedaan Perlakuan Akuntansi Leasing di Indonesia dengan Standar Akuntansi Internasional
Meskipun PSAK 73 tentang Leasing telah mengadopsi banyak prinsip dari IFRS 16 (International Financial Reporting Standard 16), masih terdapat beberapa perbedaan:
- Lease Jangka Pendek: PSAK 73 memungkinkan pengakuan operating lease untuk lease jangka pendek (kurang dari 12 bulan), sedangkan IFRS 16 tidak.
- Lease Aset Bernilai Rendah: PSAK 73 memungkinkan pengakuan operating lease untuk lease aset bernilai rendah, sedangkan IFRS 16 tidak.
- Pengukuran Aset dan Liabilitas: Terdapat beberapa perbedaan dalam metode pengukuran aset dan liabilitas lease antara PSAK 73 dan IFRS 16.
Leasing merupakan alternatif pembiayaan yang menarik bagi perusahaan karena menawarkan fleksibilitas, membantu manajemen arus kas, dan memberikan potensi penghematan pajak. Namun, penting untuk memahami jenis leasing dan implikasinya terhadap laporan keuangan. Leasing adalah keputusan pembiayaan yang kompleks. Pemahaman mendalam tentang aspek akuntansi dan pertimbangan lainnya sangat penting bagi perusahaan dalam mengambil keputusan leasing yang tepat.
Pemilihan antara operating lease dan finance lease memiliki implikasi yang signifikan terhadap laporan keuangan dan analisis rasio keuangan. Perusahaan perlu mempertimbangkan dengan cermat kebutuhan bisnis, kondisi keuangan, dan tujuan strategis dalam memilih jenis leasing yang tepat. Perusahaan perlu memahami dengan baik perubahan PSAK terkait leasing dan implikasinya terhadap laporan keuangan.
Penting untuk menyesuaikan strategi leasing dan sistem akuntansi agar sesuai dengan peraturan yang berlaku. Perusahaan di Indonesia perlu memperhatikan perbedaan antara PSAK 73 dan IFRS 16 dalam menerapkan akuntansi leasing. Penting untuk memiliki pemahaman yang komprehensif tentang standar akuntansi yang berlaku dan implikasinya terhadap laporan keuangan.
REFERENSI
- Darmawan, A. (2020). Analisis Perbandingan Perlakuan Akuntansi Sewa Guna Usaha Berdasarkan PSAK 30 dan PSAK 73 (Studi pada Perusahaan Sub Sektor Transportasi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2018-2019). Jurnal Akuntansi dan Keuangan, 18(1), 1-14.
- Harrison, W. T., Jr., Horngren, C. T., Thomas, W. L., & Suwardy, T. (2017). Akuntansi Keuangan: IFRS Edition (Edisi ke-1). Jakarta: Salemba Empat.
- Ikatan Akuntan Indonesia. (2017). Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 73 tentang Sewa. Jakarta: Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia.
- Kieso, D. E., Weygandt, J. J., & Warfield, T. D. (2016). Intermediate Accounting: IFRS Edition (Edisi ke-4). Hoboken, NJ: John Wiley & Sons, Inc.