Mata Uang Fungsional
Mata Uang Fungsional
Indikator Utama:
- Mata uang yang paling mempengaruhi harga jual untuk barang dan jasa (mata uang ini seringkali menjadi mata uang dimana harga jual untuk barang dan jasa didenominasikan dan diselesaikan); dan dari suatu negara yang kekuatan persaingan dan perundang- undangannya sebagian besar menentukan harga jual dari barang dan jasanya.
- Mata uang yang paling mempengaruhi biaya tenaga kerja, biaya bahan baku dan biaya-biaya lain dari pengadaan barang atau jasa (mata uang ini seringkali menjadi mata uang dimana biaya-biaya tersebut didenominasikan dan diselesaikan).
Faktor-faktor yang dapat dipertimbangkan berikut ini juga dapat memberikan bukti dari mata uang fungsional suatu entitas:
- Mata uang yang mana dana dari aktivitas pendanaan (antara lain penerbitan instrumen hutang dan instrumen ekuitas) dihasilkan
- Mata uang dalam mana penerimaan dari aktivitas operasi pada umumnya ditahan.
- The threat of subtitutes (ancaman produk substitusi), yang ditentukan oleh harga produk subtitusi, switching cost, dan kualitas produk.
- The threat of entry (ancaman pendatang baru), yang dapat ditentukan dengan hambatan masuk ke dalam industri, antara lain, hambatan harga, respon incumbent, biaya yang tinggi, pengalaman incumbent dalam industri, keunggulan biaya, differensiasi produk, akses distribusi, kebijakan pemerintah dan switching cost.
- The power of buyers (kekuatan tawar-menawar pembeli), yang dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain differensiasi, konsentrasi, kepentingan pembeli, tingkat pendapatan, pilihan kualitas produk, akses informasi, dan switching cost.
- The power of suppliers (kekuatan tawar menawar pemasok), yang dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain tingkat konsentrasi pasar, diversifikasi, switching cost, organisasi pemasok dan pemerintah,
- The intensity of rivalry (persaingan di dalam industri), yang ditentukan oleh berbagai faktor, yaitu pertumbuhan pasar, struktur biaya, hambatan keluar industri, switching cost, pengalaman dalam industri, dan perbedaan strategi yang diterapkan.
Perubahan Dalam Mata Uang Fungsional
Penggunaan Mata Uang Pelaporan selain Mata Uang Fungsional
- Aset dan liabilitas untuk setiap laporan dari posisi keuangan yang disajikan (yaitu termasuk komparatif) harusdijabarkan menggunakan kurs penutup pada tanggal laporan dari posisi keuangan itu.
- Pendapatan dan beban untuk setiap laporan laba rugi komprehensif atau laporan laba rugi terpisah yang disajikan (yaitu termasuk komparatif) harus dijabarkan menggunakan nilai tukar pada tanggal transaksi; dan
- Semua hasil dari selisih nilai tukar harus diakui dalam pendapatan komprehensif lain.
Selisih nilai tukar yang terkait bagian 1 diatas dalam pengakuan pendapatan komprehensif lain, dapat dihasilkan dari:
- Penjabaran pendapatan dan beban dengan nilai tukar pada tanggal transaksi dan aset serta kewajiban dengan kurs penutup.
- Penjabaran saldo awal aset neto dengan kurs penutup yang berbeda dari kurs penutup sebelumnya.
Pos-Pos Moneter Dan Pos-Pos Non-Moneter
Tujuan Mata Uang Fungsional
Tujuan utama mata uang fungsional adalah:
- Memastikan relevansi informasi keuangan: Mencatat transaksi dalam mata uang fungsional memungkinkan pengguna laporan keuangan untuk memahami dampak transaksi tersebut terhadap entitas.
- Memfasilitasi perbandingan: Mata uang fungsional yang sama memungkinkan perbandingan kinerja keuangan entitas yang berbeda dalam waktu dan di lokasi yang berbeda.
- Mencegah distorsi: Mencatat transaksi dalam mata uang yang berbeda dari mata uang fungsional dapat menyebabkan distorsi dalam laporan keuangan karena fluktuasi nilai tukar.
Faktor Penentu Mata Uang Fungsional
Faktor-faktor berikut dapat menentukan mata uang fungsional suatu entitas:
- Lingkungan ekonomi utama: Mata uang negara tempat entitas menghasilkan pendapatan dan pengeluaran utamanya.
- Harga yang dibebankan dan diterima: Mata uang yang digunakan dalam transaksi dengan pelanggan dan pemasok.
- Pembiayaan: Mata uang yang digunakan untuk memperoleh dan melunasi utang.
- Investasi: Mata uang di mana entitas melakukan investasi yang signifikan.
- Ekspektasi manajemen: Mata uang yang diharapkan manajemen akan digunakan untuk membiayai operasi di masa depan.
Dampak Mata Uang Fungsional
Pilihan mata uang fungsional berdampak pada:
- Penyajian laporan keuangan: Transaksi dan saldo dilaporkan dalam mata uang fungsional.
- Penyesuaian nilai tukar: Transaksi dan saldo dalam mata uang asing dikonversi ke mata uang fungsional menggunakan nilai tukar yang berlaku.
- Keuntungan dan kerugian nilai tukar: Fluktuasi nilai tukar dapat menghasilkan keuntungan atau kerugian yang tercermin dalam laporan laba rugi.
Konversi Mata Uang Fungsional
Ketika entitas memiliki transaksi dalam mata uang selain mata uang fungsional, transaksi tersebut harus dikonversi ke mata uang fungsional menggunakan nilai tukar yang berlaku.
- Transaksi yang belum direalisasi: Transaksi yang belum diselesaikan pada akhir periode akuntansi, seperti piutang dan utang dagang, dikonversi menggunakan nilai tukar pada tanggal neraca.
- Transaksi yang direalisasi: Transaksi yang diselesaikan selama periode akuntansi, seperti pendapatan dan beban, dikonversi menggunakan nilai tukar rata-rata tertimbang selama periode tersebut.
Keuntungan dan Kerugian Nilai Tukar
Fluktuasi nilai tukar dapat menghasilkan keuntungan atau kerugian nilai tukar. Keuntungan nilai tukar terjadi ketika nilai mata uang fungsional meningkat terhadap mata uang asing, sedangkan kerugian nilai tukar terjadi ketika nilai mata uang fungsional menurun.
Keuntungan dan kerugian nilai tukar dicatat dalam laporan laba rugi sebagai pendapatan atau beban lain-lain.
Pengungkapan Mata Uang Fungsional
Entitas harus mengungkapkan mata uang fungsional yang digunakan dalam laporan keuangan mereka. Pengungkapan ini biasanya disertakan dalam catatan atas laporan keuangan.
Contoh
- Sebuah perusahaan multinasional yang beroperasi di Amerika Serikat menggunakan dolar AS sebagai mata uang fungsional karena merupakan lingkungan ekonomi utamanya.
- Sebuah perusahaan yang berbasis di Indonesia tetapi memiliki operasi yang signifikan di Singapura dapat menggunakan dolar Singapura sebagai mata uang fungsional karena merupakan mata uang yang digunakan dalam sebagian besar transaksi bisnisnya.
- Sebuah perusahaan yang berbasis di Indonesia memiliki operasi yang signifikan di Singapura. Perusahaan ini menggunakan dolar Singapura sebagai mata uang fungsionalnya.
- Pada akhir tahun, perusahaan memiliki piutang dagang sebesar 100.000 dolar Singapura. Nilai tukar pada tanggal neraca adalah 1 dolar Singapura = 0,75 dolar AS. Piutang dagang dikonversi ke dolar AS sebagai berikut:
100.000 dolar Singapura x 0,75 dolar AS/dolar Singapura = 75.000 dolar AS
Jika nilai tukar dolar Singapura terhadap dolar AS meningkat menjadi 0,80 dolar AS/dolar Singapura pada akhir tahun berikutnya, perusahaan akan mencatat keuntungan nilai tukar sebesar 5.000 dolar AS (75.000 dolar AS x (0,80 dolar AS/dolar Singapura – 0,75 dolar AS/dolar Singapura)).
Mata uang fungsional adalah mata uang yang digunakan oleh suatu entitas untuk mengukur, mencatat, dan melaporkan transaksi keuangannya. Mata uang ini mencerminkan lingkungan ekonomi utama di mana entitas tersebut beroperasi. Konversi mata uang asing ke mata uang fungsional dan pengungkapan mata uang fungsional sangat penting untuk memastikan relevansi dan transparansi informasi keuangan.
REFERENSI
- International Accounting Standards Board (IASB). (2018). IAS 21: The Effects of Changes in Foreign Exchange Rates. London: IASB.