Perlu Mempertimbangkan Keperilakuan Pada Akuntansi
Operasional suatu perusahaan tidak terlepas dari peran akuntansi sebagai penyedia atau sumber informasi keuangan yang mana hal ini dijadikan dasar perancangan kegiatan. usaha dengan beberapa tinjauan retrospektif dan prospektif.
Seiring dengan perkembangan zaman, ilmu akuntansi berkembang memasuki ranah perilaku atau yang disebut dengan akuntansi keperilakuan. Ilmu akuntansi ini memiliki fungsi untuk mempelajari aspek perilaku manusia yang dapat membantu saat proses pengambilan keputusan. Beberapa aspek tersebut diantaranya adalah:
- Kemampuan untuk menganalisis dan mengevaluasi informasi: Kemampuan ini membantu seseorang untuk memahami dan mengevaluasi berbagai alternatif yang tersedia sebelum membuat keputusan.
- Kepatuhan terhadap aturan dan prinsip-prinsip etis: Seorang yang patuh terhadap aturan dan prinsip-prinsip etis akan lebih mudah membuat keputusan yang tepat dan terhormat.
- Kemampuan untuk mengontrol emosi: Mengontrol emosi dapat membantu seseorang untuk membuat keputusan yang rasional dan tidak terpengaruh oleh emosi yang tidak stabil.
- Kemampuan untuk bekerja sama dengan orang lain: Kemampuan untuk bekerja sama dengan orang lain dapat membantu seseorang untuk mengumpulkan berbagai pendapat dan perspektif yang berbeda sebelum membuat keputusan.
- Kemampuan untuk mengambil risiko: Kemampuan untuk mengambil risiko dengan bijaksana dapat membantu seseorang untuk membuat keputusan yang inovatif dan berani. Namun, penting untuk memastikan bahwa risiko yang diambil adalah risiko yang terukur dan dapat dikelola dengan baik.
- Kemampuan untuk berkomunikasi efektif: Berkomunikasi dengan orang lain dapat membantu dalam memahami perspektif yang berbeda dan memperluas pemahaman tentang situasi yang ada.
- Kemampuan untuk mengambil keputusan dengan cepat: Dalam situasi yang membutuhkan tindakan cepat, kemampuan untuk mengambil keputusan dengan cepat dapat membantu dalam mengatasi masalah dengan efektif. Namun, juga penting untuk tidak terburu-buru dalam mengambil keputusan dan memastikan bahwa keputusan tersebut didasarkan pada informasi yang cukup dan evaluasi yang tepat.
Akuntansi perlu untuk terus dikembangkan yang disesuaikan dengan praktik akuntansi kontemporer saat ini seiring perkembangan bisnis yang tidak hanya berkaitan dengan simbol angka.
Akuntansi tidak hanya meliputi kajian-kajian pada laporan keuangan semata, namun lebih dari itu, perilaku dari aktor dan personel yang terlibat dalam setiap proses akuntansi sangat menarik untuk dieksplorasi lebih dalam menggunakan teori-teori sosial.
Bagaimanapun akuntansi merupakan bagian dari ilmu sosial yang melibatkan manusia sebagai aktor utama dengan lingkup dan fenomena interaksi antar individu maupun sebagai anggota dalam kelompok masyarakat.
Akuntansi tidak lepas dari perilaku manusia yang terlibat didalamnya, yaitu perilaku manusia mulai dari proses penyusunan laporan keuangan, pelaporan hingga proses pengambilan keputusan yang tepat. Akuntansi merupakan bagian dari ilmu yang mempelajari tentang pengelolaan keuangan dan informasi keuangan.
Dalam melakukan pengelolaan keuangan dan informasi keuangan, akuntansi mengandalkan prinsip-prinsip dan standar yang telah ditetapkan. Namun, dalam praktiknya, akuntansi juga dipengaruhi oleh perilaku manusia yang terlibat dalam proses pengelolaan keuangan dan informasi keuangan tersebut.
Perilaku manusia yang terlibat dalam akuntansi dapat berupa keputusan yang diambil oleh manajemen dalam mengelola keuangan dan informasi keuangan perusahaan, serta cara menyajikan informasi keuangan yang dilakukan oleh para akuntan.
Keputusan yang diambil oleh manajemen dan cara menyajikan informasi keuangan yang dilakukan oleh para akuntan dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti tujuan perusahaan, kebijakan perusahaan, sikap dan prinsip yang dimiliki oleh manajemen dan para akuntan, serta lingkungan eksternal yang mempengaruhi perusahaan. Oleh karena itu, perilaku manusia sangat penting dalam akuntansi, karena dapat mempengaruhi keputusan yang diambil dan cara menyajikan informasi keuangan yang dilakukan oleh perusahaan. Namun, perlu diingat bahwa dalam menjalankan akuntansi, para akuntan harus mematuhi prinsip-prinsip dan standar yang telah ditetapkan, agar informasi keuangan yang disajikan dapat diandalkan dan dapat dipercaya oleh pemakai informasi keuangan.
Sebagaimana dalam narasi diatas diungkapkan bahwa perilaku manusia sangat penting dalam akuntansi. Hal ini dikatakan karena banyak keputusan dan tindakan yang diambil oleh individu atau kelompok dapat mempengaruhi laporan keuangan dan penyajian informasi keuangan.
Perilaku yang tidak etis juga dapat menyebabkan penyimpangan dari standar akuntansi yang berlaku, yang dapat mengakibatkan penyajian informasi keuangan yang tidak akurat atau tidak dapat diandalkan. Oleh karena itu, penting untuk memastikan bahwa individu atau kelompok yang terlibat dalam proses akuntansi memahami dan mematuhi prinsip-prinsip etika yang berlaku, serta mengikuti standar-standar akuntansi yang ditetapkan.
Etika dan akhlak keperilakuan penting dalam akuntansi keuangan, akuntansi biaya dan manajemen serta akuntansi sektor publik dalam menghindari terjadinya kecurangan. Sebagaimana ada beberapa keperilakuan penting dalam akuntansi yang dapat membantu menghindari terjadinya kecurangan, di antaranya adalah:
1. Memastikan bahwa dokumen akuntansi dan catatan transaksi yang dilakukan selalu akurat dan terperinci.
2. Menjaga integritas sistem akuntansi dan mengikuti standar akuntansi yang berlaku.
3. Melakukan pemantauan terhadap transaksi-transaksi yang dilakukan, termasuk menggunakan sistem pengendalian intern yang efektif.
4. Memastikan bahwa semua transaksi akuntansi dilakukan dengan transparan dan jujur.
5. Mengadopsi prinsip-prinsip etika yang baik dalam mengelola keuangan perusahaan, termasuk menghindari konflik kepentingan.
6. Menyediakan sistem pelaporan yang efektif untuk memonitor kecurangan atau tindakan yang tidak etis.
7. Menyediakan pelatihan yang cukup bagi para pegawai yang terlibat dalam proses akuntansi untuk memahami prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku dan etika profesi.
Dengan mengikuti keperilakuan penting ini, diharapkan dapat membantu mengurangi risiko terjadinya kecurangan dalam akuntansi. Keperilakuan merupakan salah satu aspek penting yang harus dipertimbangkan dalam proses akuntansi.
Dalam akuntansi, keperilakuan merujuk pada bagaimana individu atau organisasi yang terlibat dalam proses akuntansi menggunakan pengetahuan, sikap, dan nilai-nilai mereka dalam membuat keputusan dan mengambil tindakan dalam mengelola keuangan mereka.
Selain itu, keperilakuan juga merupakan salah satu faktor yang perlu dipertimbangkan dalam menyusun laporan keuangan. Keperilakuan dapat mempengaruhi cara seseorang atau sebuah perusahaan menyusun laporan keuangan baik atau buruknya, termasuk cara menentukan estimasi, membuat asumsi, dan memilih metode akuntansi yang sesuai.
Keprilakuan yang baik dalam akuntansi adalah penting karena dapat mempengaruhi kemungkinandalan dan kemungkinandalan laporan keuangan serta keputusan bisnis yang didasarkan pada laporan tersebut.
Keperilakuan yang baik dalam akuntansi juga mencakup transparansi dan kejujuran dalam menyajikan informasi keuangan, serta mengikuti prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum dan standar akuntansi yang berlaku. Ini juga termasuk tidak memanipulasi atau memalsukan data keuangan atau laporan keuangan, dan selalu mempertimbangkan kepentingan para pemangku kepentingan yang terkait dengan entitas tersebut.
Penting untuk diingat bahwa keperilakuan yang baik dalam akuntansi tidak hanya merujuk pada individu atau entitas yang mengelola keuangan, tetapi juga termasuk para profesional akuntansi yang bertanggung jawab untuk memberikan saran dan menyediakan layanan akuntansi yang terpercaya.
Sementara itu, keperilakuan yang buruk dapat menyebabkan akuntansi yang tidak akurat atau tidak etis, yang dapat menyebabkan masalah bagi perusahaan, investor, dan pemangku kepentingan lainnya. Namun, keperilakuan yang baik dapat membantu menciptakan sistem akuntansi yang andal dan dapat dipercaya.
Keperilakuan yang tidak etis dalam akuntansi dapat terjadi dengan sengaja atau tidak sengaja. Misalnya, seseorang sengaja menyajikan informasi yang tidak akurat untuk menguntungkan diri sendiri atau organisasinya. Atau, seseorang tidak sengaja menyajikan informasi yang tidak akurat karena kurangnya pemahaman tentang prinsip-prinsip akuntansi yang tepat atau karena kesalahan kecil yang tidak disengaja.
Untuk menghindari keperilakuan yang tidak etis dalam akuntansi, penting untuk mematuhi prinsip-prinsip etika yang tepat dan memastikan bahwa semua informasi keuangan yang disajikan secara akurat dan dapat dipertanggungjawabkan. Juga penting untuk memiliki sistem yang efektif untuk mengelola dan menyajikan informasi keuangan, serta memastikan bahwa semua anggota tim yang terlibat dalam proses akuntansi memahami dan mematuhi prinsip-prinsip etika yang tepat.
Perilaku yang tidak etis atau tidak jujur dapat menyebabkan informasi keuangan yang tidak akurat atau tidak dapat dipercaya, yang dapat merugikan investor, kreditur, dan pihak lain yang tergantung pada informasi tersebut. Oleh karena itu, penting untuk mempertimbangkan keperilakuan dalam akuntansi dan memastikan bahwa laporan keuangan yang dihasilkan akurat, dapat diandalkan, dan sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku.
Pertimbangan keperilakuan merupakan salah satu aspek penting dalam akuntansi. Pertimbangan keperilakuan sangat penting karena dapat mempengaruhi kemungkinandalan laporan keuangan. Jika tidak dipertimbangkan dengan benar, keperilakuan dapat menyebabkan laporan keuangan yang tidak akurat atau tidak jujur. Oleh karena itu, perusahaan harus mengikuti prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum (GAAP) atau standar akuntansi keuangan internasional (IFRS) untuk memastikan bahwa laporan keuangan mereka dapat diandalkan dan dapat diinterpretasikan dengan benar oleh pihak-pihak yang berkepentingan.
Salah satu prinsip etika yang penting dalam akuntansi adalah integritas. Ini berarti bahwa seseorang harus jujur dan dapat dipercaya dalam mengelola dan menyajikan informasi keuangan. Juga penting untuk memastikan bahwa informasi yang disajikan secara akurat dan dapat dipertanggungjawabkan.
Dalam akuntansi, ada beberapa kasus yang memerlukan pertimbangan keperilakuan untuk memastikan bahwa laporan keuangan yang disajikan secara wajar dan dapat diandalkan. Berikut adalah beberapa contoh kasus yang memerlukan adanya pertimbangan keperilakuan pada akuntansi adalah:
1) Pemilihan asumsi akuntansi yang sesuai: Asumsi akuntansi adalah anggapan yang digunakan dalam menyusun laporan keuangan, seperti asumsi bahwa perusahaan akan terus beroperasi di masa depan. Pemilihan asumsi yang tepat memerlukan pertimbangan keperilakuan karena akan mempengaruhi hasil akhir laporan keuangan.
2) Penentuan nilai wajar (fair value): Nilai wajar adalah harga yang akan diterima oleh suatu aset atau liabilitas jika dijual atau ditukar pada saat ini. Penentuan nilai wajar memerlukan pertimbangan keperilakuan karena akan mempengaruhi nilai aset atau liabilitas yang tercatat dalam laporan keuangan.
3) Penyajian laporan keuangan: Penyajian laporan keuangan harus dilakukan dengan wajar dan dapat diandalkan agar dapat memberikan informasi yang bermanfaat bagi pembaca laporan keuangan. Pertimbangan keperilakuan diperlukan untuk memastikan bahwa laporan keuangan disajikan dengan cara yang sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku.
4) Penyusunan laporan keuangan konsolidasi: Laporan keuangan konsolidasi merupakan laporan keuangan yang menggabungkan laporan keuangan dari beberapa entitas yang terkait menjadi satu kesatuan. Penyusunan laporan keuangan konsolidasi memerlukan pertimbangan keperilakuan untuk memastikan bahwa laporan keuangan yang disajikan secara wajar dan dapat diandalkan.
Pemikiran bahwa keperilakuan harus dipertimbangkan dalam proses akuntansi merupakan pendapat yang banyak diterima dalam komunitas akuntansi. Banyak penelitian yang telah menunjukkan bahwa keperilakuan individu dan kelompok dapat mempengaruhi proses akuntansi dan hasilnya.
Untuk mempertimbangkan keperilakuan dalam proses akuntansi, perusahaan dapat menerapkan prinsip-prinsip etika akuntansi dan memperhatikan standar-standar profesi yang ditetapkan oleh lembaga seperti International Ethics Standards Board for Accountants (IESBA). Perusahaan juga dapat menerapkan sistem pengendalian internal yang efektif untuk memastikan bahwa proses akuntansi dilakukan secara akurat dan etis. Selain itu, penting bagi perusahaan untuk memastikan bahwa para profesional akuntansi yang bekerja di perusahaan tersebut memahami dan menghargai prinsip-prinsip etika dan memiliki sikap profesional yang baik. Ini dapat dilakukan dengan memberikan pelatihan etika dan menciptakan budaya etika di perusahaan.
Secara keseluruhan, mempertimbangkan keperilakuan dalam proses akuntansi merupakan hal yang penting untuk menjamin akurasi dan kemungkinandalan hasil akuntansi, serta untuk membangun kepercayaan dari pemangku kepentingan. Selain itu, agar dapat menghasilkan laporan keuangan yang akurat dan dapat diandalkan sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum dan standar etika profesi.