Pengertian Standar Akuntansi Keuangan (SAK), Kegunaan dan Sejarah SAK
Pemakai laporan keuangan mendasarkan keputusan-keputusan mereka atas hasil analisis terhadap informasi yang disajikan dalam laporan keuangan (financial statement). informasi keuangan biasanya ditujukan untuk kepentingan umum berbagai para pemakai. Karena itu, laporan keuangan yang disajikan perusahaan harus mengacu pada Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang disusun oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia.
Dalam menyongsong era globalisasi, dengan mengantisipasi International Accounting Standards (IAS) akan semakin mendapatkan pengakuan dan berperan penting, maka Komite Prinsip Akuntansi Indonesia (PAI) telah mengambil inisiatif untuk mengubah PAI yang berlandaskan pada US GAAP menjadi Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang berorientasi pada IAS yang diterbitkan oleh International Accounting Standards Coinmittee (IASC).
Pengertian Standar Akuntansi Keuangan (SAK)
Standar Akuntansi Keuangan (SAK) adalah suatu kerangka dalam prosedur pembuatan laporan keuangan agar terjadi keseragaman dalam penyajian laporan keuangan. Standar Akuntansi Keuangan (SAK) merupakan hasil perumusan Komite Prinsipil Akuntansi Indonesia pada tahun 1994 menggantikan Prinsip Akuntansi Indonesia tahun 1984. SAK di Indonesia merupakan terapan dari beberapa standard akuntansi yang ada seperti, IAS, IFRS, ETAP, GAAP. Selain itu ada juga PSAK syariah dan juga SAP.
SAK yang Telah Berlaku Sekarang
Standar Akuntansi Keuangan adalah SAK yang telah berlaku sekarang, Dengan SAK yang telah terkonvergensi ke IFRS diharapkan akan memberikan perpektif pemahaman yang sama bagi investor asing dalam membaca laporan keuangan perusahaan Indonesia ataupun investor Indonesia yang ingin ekspansi ke luar negeri.
Dengan SAK yang telah terkonvergensi ke IFRS, maka laporan keuangan perusahaan Indonesia akan disajikan dengan menggunakan prinsip-prinsip akuntansi yang sama dengan laporan keuangan perusahaan-perusahaan di negara lain yang juga menggunakan IFRS. Hal ini akan memudahkan investor asing untuk memahami laporan keuangan perusahaan Indonesia dan membuat keputusan investasi yang tepat.
Selain itu, konvergensi SAK ke IFRS juga akan memudahkan investor Indonesia yang ingin berekspansi ke luar negeri. Dengan menggunakan SAK yang sama, investor Indonesia tidak perlu lagi menyesuaikan laporan keuangan perusahaan mereka dengan standar akuntansi yang berlaku di negara tujuan investasi.
Dengan demikian, konvergensi SAK ke IFRS diharapkan dapat meningkatkan daya tarik investasi Indonesia bagi investor asing dan memudahkan investor Indonesia untuk berekspansi ke luar negeri.
Beberapa manfaat konvergensi SAK ke IFRS, antara lain:
- Meningkatkan kualitas laporan keuangan
- Meningkatkan daya banding laporan keuangan
- Meningkatkan kepercayaan pengguna laporan keuangan
- Meningkatkan daya tarik investasi
- Memudahkan perbandingan laporan keuangan antarperusahaan
- Memudahkan pengambilan keputusan oleh pengguna laporan keuangan
- Memudahkan ekspansi perusahaan ke luar negeri
Tujuan SAK dan IAS
Tujuan SAK dan IAS adalah untuk:
- Meningkatkan kualitas laporan keuangan dengan memastikan bahwa laporan keuangan disajikan secara wajar dan konsisten.
- Meningkatkan daya banding laporan keuangan dengan memastikan bahwa laporan keuangan disusun menggunakan prinsip-prinsip akuntansi yang sama.
- Meningkatkan kepercayaan pengguna laporan keuangan terhadap laporan keuangan.
Prinsip-prinsip Akuntansi yang Mendasari SAK dan IAS
SAK dan IAS didasarkan pada prinsip-prinsip akuntansi yang sama, yaitu:
- Prinsip kesinambungan usaha
- Prinsip pengakuan pendapatan
- Prinsip penandingan
- Prinsip biaya historis
- Prinsip pengungkapan penuh
Perbedaan antara SAK dan IAS
Meskipun SAK dan IAS didasarkan pada prinsip-prinsip akuntansi yang sama, namun terdapat beberapa perbedaan antara keduanya. Perbedaan-perbedaan tersebut antara lain:
- SAK lebih rinci daripada IAS.
- SAK lebih menekankan pada aspek hukum dan peraturan perundang-undangan Indonesia.
- IAS lebih menekankan pada aspek ekonomi dan bisnis.
Konvergensi SAK dan IAS
Dalam rangka meningkatkan daya banding laporan keuangan Indonesia dengan laporan keuangan negara-negara lain, Komite Prinsip Akuntansi Indonesia (PAI) telah mengambil inisiatif untuk mengkonvergensikan SAK dengan IAS. Konvergensi SAK dan IAS berarti bahwa SAK akan disusun berdasarkan prinsip-prinsip akuntansi yang sama dengan IAS.
Konvergensi SAK dan IAS diharapkan akan selesai pada tahun 2023. Setelah konvergensi selesai, laporan keuangan Indonesia akan lebih mudah dibandingkan dengan laporan keuangan negara-negara lain.
Manfaat Konvergensi SAK dan IAS
Konvergensi SAK dan IAS memiliki beberapa manfaat, antara lain:
- Meningkatkan daya banding laporan keuangan Indonesia dengan laporan keuangan negara-negara lain.
- Mempermudah perusahaan Indonesia untuk melakukan ekspansi ke luar negeri.
- Menarik investor asing untuk berinvestasi di Indonesia.
- Meningkatkan kualitas laporan keuangan Indonesia.
- Memperkuat kepercayaan publik terhadap laporan keuangan Indonesia.
Tantangan Konvergensi SAK dan IAS
Konvergensi SAK dan IAS juga menghadapi beberapa tantangan, antara lain:
- Perbedaan budaya dan praktik bisnis antara Indonesia dan negara-negara lain.
- Keterbatasan sumber daya, baik dari segi keuangan maupun SDM.
- Kurangnya kesadaran dan pemahaman tentang SAK dan IAS di kalangan pelaku bisnis dan akuntan di Indonesia.
Langkah-langkah yang Dilakukan untuk Mengatasi Tantangan Konvergensi SAK dan IAS
Untuk mengatasi tantangan konvergensi SAK dan IAS, pemerintah dan IAI telah melakukan beberapa langkah, antara lain:
- Menyusun peta jalan konvergensi SAK dan IAS.
- Menyediakan dana dan sumber daya untuk mendukung konvergensi SAK dan IAS.
- Meningkatkan sosialisasi dan edukasi tentang SAK dan IAS kepada pelaku bisnis dan akuntan di Indonesia.
- Memperkuat kerja sama dengan lembaga internasional terkait, seperti International Accounting Standards Board (IASB).
Konvergensi SAK dan IAS merupakan langkah penting untuk meningkatkan daya banding laporan keuangan Indonesia dengan laporan keuangan negara-negara lain. Konvergensi SAK dan IAS juga akan memberikan manfaat bagi perusahaan Indonesia, investor asing, dan publik secara keseluruhan. Meskipun terdapat beberapa tantangan, pemerintah dan IAI telah mengambil langkah-langkah untuk mengatasinya. Diharapkan konvergensi SAK dan IAS dapat selesai tepat waktu pada tahun 2023.
Kegunaan Standar Akuntansi Keuangan (SAK)
Standar akuntansi diperlukan untuk memudahkan penyusunan laporan keuangan, memudahkan auditor serta Memudahkan pembaca laporan keuangan untuk menginterpretasikan dan membandingkan laporan keuangan entitas yang berbeda. Di Indonesia SAK yang diterapkan akan berdasarkan IFRS pada tahun 2012 mendatang. Pada PSAK-IFRS, SAK ETAPditetapkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia. PSAK Syariah diterbitkan oleh Dewan Akuntansi Syariah sedangkan SAP oleh Komite Standar Akuntansi Pemerintah.
Struktur SAK
SAK terdiri dari beberapa bagian, yaitu:
- Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan
Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan (Framework for the Preparation and Presentation of Financial Statements) adalah pedoman umum yang mengatur penyusunan dan penyajian laporan keuangan. Kerangka Dasar ini berisi prinsip-prinsip akuntansi yang mendasar, seperti konsep entitas ekonomi, kelangsungan usaha, dan pengukuran biaya historis.
- Standar Akuntansi Keuangan (PSAK)
Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) adalah peraturan teknis yang mengatur pencatatan dan pelaporan transaksi keuangan tertentu. PSAK disusun oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dan wajib diikuti oleh semua entitas yang menyusun laporan keuangan sesuai dengan SAK.
- Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK)
Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) adalah penjelasan resmi dari IAI mengenai penerapan PSAK tertentu. ISAK diterbitkan untuk memberikan panduan tambahan dalam memahami dan menerapkan PSAK.
- Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK)
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) adalah peraturan teknis yang mengatur pencatatan dan pelaporan transaksi keuangan tertentu yang bersifat sementara. PSAK diterbitkan oleh IAI untuk menanggapi perkembangan baru dalam dunia bisnis dan ekonomi.
- Buletin Teknis (BT)
Buletin Teknis (BT) adalah panduan teknis yang diterbitkan oleh IAI untuk memberikan penjelasan tambahan mengenai penerapan SAK dan ISAK. BT tidak memiliki kekuatan hukum yang sama dengan PSAK dan ISAK, tetapi dapat digunakan sebagai referensi dalam menyusun laporan keuangan.
Penerapan SAK
SAK wajib diterapkan oleh semua perusahaan yang menyusun laporan keuangan untuk tujuan umum. Perusahaan yang tidak wajib menyusun laporan keuangan untuk tujuan umum, seperti perusahaan kecil dan menengah, dapat menerapkan SAK secara sukarela.
Penerapan SAK memiliki beberapa manfaat, antara lain:
- Meningkatkan kredibilitas dan transparansi laporan keuangan.
- Memudahkan perbandingan laporan keuangan perusahaan yang berbeda.
- Membantu perusahaan dalam pengambilan keputusan.
- Memenuhi persyaratan peraturan perundang-undangan.
Untuk menerapkan SAK, perusahaan perlu melakukan beberapa hal, antara lain:
- Menyusun kebijakan akuntansi yang sesuai dengan SAK.
- Mencatat transaksi keuangan secara lengkap dan akurat.
- Menyusun laporan keuangan sesuai dengan SAK.
- Mengungkapkan informasi keuangan yang relevan dalam laporan keuangan.
Penerapan SAK dapat menjadi tantangan bagi perusahaan, terutama perusahaan kecil dan menengah yang tidak memiliki sumber daya yang cukup. Namun, dengan menerapkan SAK, perusahaan dapat memperoleh manfaat yang lebih besar dalam jangka panjang.
Berikut ini adalah beberapa tips untuk menerapkan SAK secara efektif:
- Melibatkan seluruh karyawan dalam proses penerapan SAK.
- Mendapatkan pelatihan yang memadai tentang SAK.
- Menggunakan perangkat lunak akuntansi yang sesuai dengan SAK.
- Menunjuk seorang akuntan yang berpengalaman dalam SAK.
- Melakukan review berkala terhadap kebijakan akuntansi dan laporan keuangan.
Dengan mengikuti tips-tips tersebut, perusahaan dapat menerapkan SAK secara efektif dan memperoleh manfaat yang maksimal.
Sejarah Perkembangan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia
Terdapat tiga tonggak sejarah yang pernah dicapai sebelumnya dalam pengembangan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia:
- Menjelang diaktifkannya pasar modal di Indonesia pada tahun 1973. Pada masa itu merupakan pertama kalinya IAI berhasil melakukan kodifikasi prinsip dan standar akuntansi yang berlaku di Indonesia dalam suatu buku ”Prinsip Akuntansi Indonesia (PAI).” pada tahun 1973.
- Tahun 1984. Pada masa itu, komite PAI melakukan revisi secara mendasar PAI 1973 dan kemudian mengkondifikasikannya dalam buku ”Prinsip Akuntansi Indonesia 1984” dengan tujuan untuk menyesuaikan ketentuan akuntansi dengan perkembangan dunia usaha.
- Tahun 1994, setelah berlangsung selama 10 tahun IAI kembali melakukan revisi total terhadap PAI 1984 dan melakukan kodifikasi dalam buku ”Standar Akuntansi Keuangan (SAK) per 1 Oktober 1994.” IAI mengadopsi pernyataan International Accounting Standard Committee (IASC) sebagai dasar acuan Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku di Indonesia.
Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK IAl) sebagai penyusun standar akuntansi keuangan yang diakui di Indonesia telah menerbitkan beberapa Standar Akuntansi Keuangan (SAK).
- Standar Akuntansi Keuangan (SAK) berbasis IFRS
- Standar Akuntansi Keuangan Kntitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK KTAP)
- Standar Akuntansi Keuangan Syariah (SAK Syariah)
- Standar Akuntansi Pemerintah (SAP)
- Standar Akuntansi Keuangan Kntitas Mikro, Kecil dan Menengah (SAK KM KM)
Dalam praktiknya terdapat pembidangan akuntansi keuangan yang dapat menghasilkan laporan keuangan untuk kepentingan pihak eksternal dan akuntansi manajemen yang dipakai untuk kepentingan manajemen perusahaan. Bidang akuntansi yang lainnya misalnya akuntansi pemerintahan, auditing, akuntansi biaya, akuntansi sektor publik.
Orang yang kompeten di bidang akuntansi bisa memilih profesi sebagai akuntan publik, akuntan internal, akuntan pemerintah dan akuntan pendidik. Beberapa standar akuntansi keuangan yang telah diterbitkan oleh DSAK 1A1 meliputi: SAK Umum, SAK ETAP, SAK Syariah, SAP, dan SAK EMKM.
REFERENSI
- Generally Accepted Accounting Principles (GAAP) Financial Accounting Standards Board (FASB), 2023.
- Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan, Jakarta, 2015.
- Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan, Jakarta, 2023.
- Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). (2023). Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: IAI.
- International Accounting Standards Board (IASB), International Accounting Standards (IAS), London, 2023.
- International Financial Reporting Standards (IFRS) International Accounting Standards Board (IASB), 2023.
- Kieso, D. E., Weygandt, J. J., & Warfield, T. D. (2022). Intermediate accounting (12th ed.). Wiley.
- Komite Prinsip Akuntansi Indonesia (PAI), Konvergensi Standar Akuntansi Keuangan Indonesia dengan International Accounting Standards, Jakarta, 2023.
- Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 33/PMK.01/2017 tentang Standar Akuntansi Keuangan untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik.
- Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 1 Revisi 2017 Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), 2017.
- Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal.
- Warren, C. S., Reeve, J. M., & Duchac, J. F. (2023). Financial accounting (10th ed.). Cengage Learning.
- Weygandt, J. J., Kimmel, P. D., & Sherwood, D. H. (2023). Accounting principles (12th ed.). Wiley.