Hubungan Perusahaan Dengan Stakeholder
Selama ini, perusahaan dianggap sebagai lembaga yang dapat memberikanbanyak keuntungan bagi masyarakat. Ia bisa memberikan kesempatan kerja,menyediakan barang yang dibutuhkan masyarakat untuk konsumsi, membayar pajak,memberi sumbangan, dan lain-lain. Namun dibalik itu semua,keberadaan perusahaan ternyata juga banyak menimbulkan berbagai persoalan,seperti polusi udara, keracunan, kebisingan, diskriminasi, pemaksaan, kesewenangwenangan,produksi makanan haram serta bentuk negative externality lain (Harahap,2004).
Perusahaan merupakan bagian dari sistem sosial yang ada dalam sebuah wilayah baik yang bersifat lokal, nasional, maupun internasional sehingga perusahaan merupakan bagian dari masyarakat secara keseluruhan. Perusahaan dalam hal ini merupakan bagian dari beberapa elemen yang membentuk masyarakat dalam sistem sosial yang berlaku. Keadaan tersebut kemudian menciptakan sebuah hubungan timbal balik antara perusahaan dan para stakeholder. Perusahaan harus melaksanakan peranannya secara dua arah untuk memenuhi kebutuhan perusahaan sendiri dan stakeholder lainya dalam sebuah sistem sosial. Oleh karena itu, segala sesuatu yang dihasilkan dan dilakukan oleh masing-masing bagian dari stakeholder akan saling mempengaruhi satu dengan yang lainya sehingga tidaklah tepat jika perusahaan menyempitkan pengertian mengenai stakeholder hanya dari sisi ekonominya saja.
Pengaruh perkembangan industri pada perusahaan semakin hari semakin pesat. Disamping adanya pabrik-pabrik yang menggunakan teknologi baru untuk meningkatkan produktivitasnya. Penggunaan sumber daya manusia dan alam juga semakin besar. Untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi, perusahaan mengambil berbagai tindakan, antara lain menggunakan teknologi modern dalam berproduksi, melakukan akuisisi, penggunaan sumber daya yang lebih murah, pengurangan biaya, dan usaha lainnya untuk meningkatkan produktivitas. Semuanya dilakukan untuk memberikan hasil yang lebih banyak kepada pemegang saham tetapi sering kali mengakibatkan kerusakan lingkungan, berupa pencemaran air, penggundulan hutan, pencemaran udara, dan lainnya. Keberadaan perusahaan juga tidak terlepas dari kepentingan berbagai pihak. Investor berkepentingan terhadap sumber daya yang diinvestasikan di perusahaan. Kreditor berkepentingan terhadap pengembalian pinjaman. Pemerintah berkepentingan terhadap kepatuhan perusahaan terhadap peraturan yang berlaku agarkepentingan masyarakat secara umum tidak terganggu (Satyo, 2005). Namun, yang tak kalah pentingnya adalah pihak-pihak yang selama ini kurang mendapat perhatian, yaitu karyawan, pemasok, pelanggan, dan masyarakat di sekitar perusahaan.
Karyawan perlumendapatkan penghasilan dan jaminan sosial yang layak. Pemasok berkepentingan terhadap pelunasan utang dagang. Pelanggan berkepentingan terhadap kualitas produk perusahaan. Terakhir, masyarakat yang tinggal di sekitarperusahaan berkepentingan terhadap dampak sosial dan lingkunganyang berasal dari aktivitas perusahaan.Pengurangan upah buruh dan ketiadaaan jaminan kerjaakan menguntungkan pihak pemilik perusahaan. Masalah kualitasproduk, masalah lingkungan yang ditimbulkan dari kegiatan operasiperusahaan berupa perusakan lingkungan dari perusahaan yangbergerak di bidang pertambangan. Eksploitasi batu bara yangkurang memperhatikan daya dukung kawasan terus mengancamkelestarian lingkungan.
Berdasarkan contoh dampak sosial dan lingkungan dari kegiatan operasi perusahaan, maka tanggung jawab perusahaantidak terbatas pada investor, yaitu memberikan pengembalian yangmaksimal kepada investor. Kepentingan publik dan lingkungan jugaperlu mendapat perhatian perusahaan sebagai dukungan atasoperasi perusahaan. Pelestarian lingkungan di samping bermanfaat bagi masyarakat di sekitar juga bermanfaat bagi perusahaankhususnya perusahaan yang memanfaatkan lingkungan danmendapatkan keuntungan dari lingkunganya.
Dalam lingkup akuntansi, hubungan perusahaan dengan stakeholder sangat penting dan memengaruhi banyak aspek, termasuk pengambilan keputusan, pelaporan keuangan, dan tanggung jawab sosial perusahaan. Berikut penjelasan lebih lanjut:
1. Pengaruh Stakeholder terhadap Pengambilan Keputusan
Stakeholder, seperti investor, kreditor, karyawan, pelanggan, dan masyarakat, memiliki kepentingan yang beragam terhadap perusahaan. Akuntansi memainkan peran penting dalam menyediakan informasi yang relevan dan andal kepada stakeholder untuk pengambilan keputusan.
- Investor dan Kreditor: Membutuhkan informasi keuangan untuk menilai kinerja dan risiko perusahaan, yang memengaruhi keputusan investasi dan pemberian kredit.
- Karyawan: Membutuhkan informasi tentang stabilitas dan profitabilitas perusahaan untuk menilai keamanan kerja dan prospek karir mereka.
- Pelanggan: Tertarik pada informasi tentang kualitas produk, harga, dan keberlanjutan perusahaan.
- Masyarakat: Membutuhkan informasi tentang dampak sosial dan lingkungan dari operasi perusahaan.
2. Pelaporan Keuangan yang Mempertimbangkan Stakeholder
Akuntansi bertanggung jawab untuk menyajikan laporan keuangan yang transparan dan akuntabel kepada stakeholder. Laporan keuangan harus mencerminkan dampak aktivitas perusahaan terhadap semua stakeholder, tidak hanya pemegang saham.
- Standar Akuntansi: Standar akuntansi, seperti Standar Akuntansi Keuangan (SAK) di Indonesia atau International Financial Reporting Standards (IFRS) secara global, berkembang untuk mempertimbangkan kepentingan berbagai stakeholder.
- Pengungkapan: Perusahaan didorong untuk mengungkapkan informasi non-keuangan, seperti informasi lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG), untuk memberikan gambaran yang lebih komprehensif tentang kinerja perusahaan kepada stakeholder.
3. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR)
Akuntansi berperan dalam mengukur, mencatat, dan melaporkan aktivitas CSR perusahaan.
- Pengukuran dan Pelaporan: Akuntansi membantu dalam mengukur dampak sosial dan lingkungan dari operasi perusahaan dan melaporkan informasi tersebut kepada stakeholder.
- Akuntabilitas: Akuntansi memastikan bahwa perusahaan bertanggung jawab atas dampaknya terhadap masyarakat dan lingkungan.
4. Peran Akuntan dalam Membangun Hubungan Baik dengan Stakeholder
Akuntan memiliki peran kunci dalam membangun dan menjaga hubungan baik dengan stakeholder.
- Komunikasi Efektif: Akuntan harus mampu mengkomunikasikan informasi keuangan yang kompleks secara jelas dan mudah dipahami oleh berbagai stakeholder dengan latar belakang yang berbeda.
- Transparansi dan Akuntabilitas: Akuntan memastikan bahwa informasi keuangan yang disajikan akurat, andal, dan transparan, sehingga membangun kepercayaan stakeholder.
- Responsif terhadap Kebutuhan Stakeholder: Akuntan harus peka terhadap kebutuhan informasi stakeholder dan menyediakan informasi yang relevan untuk pengambilan keputusan mereka.
5. Teori Stakeholder dalam Akuntansi
Teori stakeholder merupakan kerangka konseptual yang mendasari pentingnya mempertimbangkan kepentingan semua stakeholder dalam pengambilan keputusan bisnis. Teori ini menekankan bahwa perusahaan tidak hanya bertanggung jawab kepada pemegang saham, tetapi juga kepada semua pihak yang terkena dampak oleh operasi perusahaan.
- Pengaruh pada Praktik Akuntansi: Teori stakeholder mendorong praktik akuntansi yang lebih luas, melampaui fokus tradisional pada pelaporan keuangan untuk pemegang saham.
- Pengungkapan Informasi Non-Keuangan: Teori stakeholder mendorong perusahaan untuk mengungkapkan informasi non-keuangan, seperti kinerja sosial dan lingkungan, untuk memberikan gambaran holistik tentang dampak perusahaan.
6. Tantangan dalam Mengelola Hubungan dengan Stakeholder
Mengelola hubungan dengan stakeholder yang beragam dan memiliki kepentingan yang berbeda dapat menjadi tantangan bagi perusahaan.
- Konflik Kepentingan: Stakeholder mungkin memiliki kepentingan yang bertentangan, dan perusahaan harus mampu menyeimbangkan kepentingan tersebut secara adil.
- Akses Informasi: Memastikan bahwa semua stakeholder memiliki akses terhadap informasi yang relevan dan tepat waktu bisa menjadi sulit.
- Pengukuran Dampak: Mengukur dampak aktivitas perusahaan terhadap stakeholder, terutama dalam hal sosial dan lingkungan, bisa menjadi kompleks.
7. Tren dalam Hubungan Perusahaan dengan Stakeholder
- Meningkatnya Fokus pada ESG: Isu lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG) semakin penting bagi stakeholder. Perusahaan dituntut untuk lebih transparan dan akuntabel dalam hal kinerja ESG mereka.
- Teknologi Digital: Teknologi digital telah mengubah cara perusahaan berinteraksi dengan stakeholder. Media sosial dan platform online lainnya memungkinkan komunikasi yang lebih langsung dan transparan.
- Integrated Reporting: Integrated reporting merupakan tren yang berkembang, yang bertujuan untuk menyajikan informasi keuangan dan non-keuangan secara terintegrasi untuk memberikan gambaran holistik tentang kinerja perusahaan.
Dalam lingkup akuntansi, hubungan perusahaan dengan stakeholder sangat erat dan memengaruhi pengambilan keputusan, pelaporan keuangan, dan tanggung jawab sosial perusahaan. Akuntansi berperan penting dalam menyediakan informasi yang relevan dan andal kepada stakeholder, memastikan transparansi dan akuntabilitas, serta mendorong praktik bisnis yang berkelanjutan. Dengan memahami poin-poin di atas, perusahaan dapat membangun hubungan yang lebih baik dengan stakeholder, yang pada gilirannya akan meningkatkan kinerja dan keberlanjutan perusahaan dalam jangka panjang.
REFERENSI
- Kieso, D.E., Weygandt, J.J. dan Warfield, T.D. (2016). Intermediate Accounting. Edisi ke-16. Hoboken, NJ: John Wiley & Sons.
- Scott, W.R. (2015). Financial Accounting Theory. Edisi ke-7. Toronto: Pearson Canada.
- Watts, R.L. dan Zimmerman, J.L. (1986). Positive accounting theory. The Accounting Review, 61(4), 651-654.
- Weygandt, J.J., Kimmel, P.D. dan Kieso, D.E. (2015). Financial Accounting. Edisi ke-9. Hoboken, NJ: John Wiley & Sons.