Definisi Activity Based Costing (ABC)

Definisi Activity Based Costing (ABC)

Pengertian akuntansi aktivitas menurut Amin Widjaja (1992; 27) adalah : “Bahwa ABC Sistem tidak hanya memberikan kalkulasi biaya produk yang lebih akurat, tetapi juga memberikan kalkulasi apa yang menimbulkan biaya dan bagaimana mengelolanya, sehingga ABC System juga dikenal sebagai sistem manajemen yang pertama.”

Sedangakan menurut Mulyadi (1993:34) memberikan pengertian ABC sebagai berikut : “ABC merupakan metode penentuan HPP (product costing) yang ditujukan untuk menyajikan informasi harga pokok secara cermat bagi kepentingan manajemen, dengan mengikursecara cermat konsumsi sumber daya alam setiap aktivitas yang digunakan untuk menghasilkan produk.”

Pengertian ABC Sistem yang lain juga dikemukakan oleh Hansen and Mowen(1999: 321) sebagai berikut : “Suatu sistem kalkulasi biaya yang pertama kali menelusuri biaya ke aktivitas kemudian ke produk.”

Pengertian akuntansi aktivitas menurut Brimson (1991: 47) adalah: “Suatu proses pengumpulan dan menelusuri biaya dan data performan terhadap suatu aktivitas perusahaan dan memberikan umpan balik dari hasil aktual terhadap biaya yang direncanakan untuk melakukan tindakan koreksi apabila diperlukan.”

Berdasarkan definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa Activity Based Costing adalah suatu pendekatan terhadap sistem akuntansi yang memfokuskan pada aktivitas yang dilakukan untuk memproduksi produk, dimana aktivitas tersebut merupakan titik akumulasi biaya yang mendasar. Perhitungan biaya berdasarkan aktivitas ini didasarkan pada konsep produk yang mengkonsumsi aktivitas dan aktivitas mengkonsumsi sumber daya. Dengan metode ini diharapkan manajemen dapat mengurangi atau bahkan menghilangkan aktivitas-aktivitas yang tidak bernilai tambah (aktivitas yang dipertimbangkan tidak memberi kontribusi terhadap nilai pelanggan atau terhadap kebutuhan organisasi).

Menurut Robin Cooper dan Robert S. Kaplan (1991:269) menyebutkan bahwa ada dua asumsi penting yang mendasari ABC Systems, yaitu:

1.      Aktivitas menyebabkan timbulnya biaya (activities cause cost)

ABC Systems berangkat dari asumsi bahwa sumber daya pendukung atau sumber daya tidak langsung menyediakan kemampuan untuk melaksanakan aktivitas, bukan sekedar menyebabkan timbulnya biaya yang harus dialokasikan. Tahap pertama dari ABC Systems adalah membebankan biaya-biaya dari sumber daya pendukung ke aktivitas-aktivitas yang menggunakan sumber daya tersebut. Karena itu, ABC Systems berangkat dari asumsi bahwa aktivitas menyebabkan timbulnya biaya.

2.      Produk dan pelanggan menyebabkan timbulnya permintaan atas aktivitas ( product and customers create the demand for activities) Untuk membuat produk diperlukan berbagai aktivitas dan setiap aktivitas memerlukan sumber daya untuk pelaksanaan aktivitas tersebut. Karena itu, pada tahap kedua dari ABC Systems biaya-biaya aktivitas dibebankan ke produk berdasar konsumsi atau permintaan masing-masing produk terhadap aktivitas tersebut.

Berdasarkan keterangan-keterangan diatas, dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya ABC Systems mengatribusikan biaya produk melalui dua tahap, yaitu:

  1.     Tahap pertama sistem ini menelusuri beban-beban sumber daya penunjang kepada aktivitas yang dilaksanakan oleh sumber daya.
  2.     Tahap kedua, biaya-biaya ditelusuri ke produk berdasarkan penggunaan aktivitas oleh produk-produk terhadap aktivitas.

a.      Keterbatasan Penerapan Activity Based Cost System

Blocher terjemahan Ambarriani (2000 : 135) menyatakan keterbatasan penerapan Activity Based Cost System yaitu :

  •     Alokasi. Tidak semua biaya memiliki pengerak biaya konsumsi sumber daya atau aktivitas yang tepat atau tidak ganda. Beberapa biaya membutuhkan alokasi ke departemen atau produk berdasarkan ukuran volume yang arbitrer sebab secara praktis tidak dapat ditemukan aktivitas yang dapat menyebabkan biaya tersebut.
  •    Mengabaikan biaya. Biaya produk atau jasa yang diidentifikasikan Activity Based Cost System cenderung tidak mencakup seluruh biaya yang berhubungan dengan produk atau jasa tersebut. Biaya produk atau jasa biasanya tidak termasuk biaya untuk aktivitas seperti pemasaran, pengiklanan, penelitian, dan pengembangan, dan rekayasa produk, meski sebagian dari biaya-biaya ini dapat ditelusuri ke suatu produk atau jasa.
  •    Mahal dan menghabiskan waktu. Untuk perusahaan yang telah menggunakan sistem perhitungan biaya tradisional berdasarkan volume, pelaksanaan suatu sistem baru Activity Based Cost cenderung sangat mahal

b.      Kelemahan Sistem ABC

  1. Biaya yang dikeluarkan untuk menghitung biaya dengan Activity Based Costing (ABC) System lebih mahal dibandingkan biaya untuk menghitungan biaya secara tradisional.
  2. Belum banyak orang yang mampu untuk mendesain Activity Based Costing (ABC) System (terutama di Indonesia) baik internal maupun eksternal perusahaan.
  3. Sulit untuk menemukan orang yang dapat memelihara Activity Based Costing (ABC) System di sebuah perusahaan. Sulit untuk mendesain Activity Based Costing (ABC) System yang optimal (seimbang antara cost of errors made from inaccurate with the cost measurement).
  4. Semakin rinci Activity Based Costing (ABC) System dan semakin banyak kelompok biaya yang dibentuk, maka semakin banyak alokasi yang dibutuhkan untuk menghitung biaya aktivitas untuk setiap kelompok biaya. Ini dapat menyebabkan kesalahan identifikasi biaya untuk kelompok biaya berdasarkan aktivitas yang berbeda.
Definisi Activity Based Costing (ABC)

ABC adalah metode penghitungan biaya yang berfokus pada aktivitas dalam proses produksi. Biaya ditelusuri ke aktivitas, lalu ke produk. Ini berbeda dengan metode tradisional yang seringkali hanya mengalokasikan biaya berdasarkan volume produksi.

Konsep Utama ABC:

  • Aktivitas menyebabkan biaya: Sumber daya digunakan untuk melakukan aktivitas, dan aktivitas inilah yang menyebabkan timbulnya biaya.
  • Produk dan pelanggan mendorong aktivitas: Permintaan akan produk dan layanan mendorong dilakukannya berbagai aktivitas.

Tahapan Penghitungan Biaya dengan ABC:

  1. Telusuri biaya sumber daya ke aktivitas: Identifikasi aktivitas dan alokasikan biaya sumber daya (misalnya, bahan baku, tenaga kerja, overhead) ke aktivitas-aktivitas tersebut.
  2. Telusuri biaya aktivitas ke produk: Hitung biaya setiap aktivitas, lalu bebankan biaya tersebut ke produk berdasarkan seberapa banyak setiap produk menggunakan aktivitas tersebut.

Kelebihan ABC:

  • Informasi biaya yang lebih akurat: Memberikan gambaran yang lebih tepat tentang biaya produksi setiap produk.
  • Pengambilan keputusan yang lebih baik: Membantu dalam pengambilan keputusan strategis seperti penetapan harga, bauran produk, dan peningkatan efisiensi.
  • Identifikasi aktivitas yang tidak bernilai tambah: Membantu mengidentifikasi dan mengeliminasi aktivitas yang tidak memberikan nilai tambah bagi pelanggan.

Keterbatasan dan Kelemahan ABC:

  • Alokasi biaya yang kompleks: Tidak semua biaya mudah dikaitkan dengan aktivitas tertentu.
  • Biaya implementasi yang tinggi: Membutuhkan waktu dan sumber daya yang signifikan untuk merancang dan menerapkan sistem ABC.
  • Kurangnya tenaga ahli: Sulit menemukan orang yang mampu merancang, menerapkan, dan memelihara sistem ABC.
  • Potensi kesalahan: Semakin kompleks sistem ABC, semakin besar kemungkinan terjadinya kesalahan dalam alokasi biaya.

ABC merupakan alat yang ampuh untuk menghitung biaya dan mengambil keputusan yang lebih baik, tetapi penerapannya perlu dipertimbangkan dengan matang, terutama terkait dengan biaya dan kompleksitasnya.

Contoh Penerapan ABC di Berbagai Industri Manufaktur, Jasa, dan Sektor Publik

1. Industri Manufaktur

  • Perusahaan Otomotif:
    • Aktivitas: Perakitan, pengecatan, kontrol kualitas, penanganan material.
    • Cost Driver: Jam tenaga kerja langsung, jumlah unit yang diproduksi, jumlah inspeksi.
    • Manfaat: ABC dapat membantu menentukan biaya produksi yang akurat untuk setiap model mobil, mengidentifikasi aktivitas yang tidak efisien, dan menghitung biaya pengembangan produk baru.
  • Perusahaan Elektronik:
    • Aktivitas: Pembuatan PCB, pemasangan komponen, pengujian, pengemasan.
    • Cost Driver: Jumlah komponen, jam mesin, jumlah batch produksi.
    • Manfaat: ABC dapat membantu dalam menganalisis profitabilitas setiap lini produk, mengidentifikasi biaya yang terkait dengan kerusakan dan perbaikan, dan meningkatkan efisiensi proses produksi.

2. Industri Jasa

  • Perbankan:
    • Aktivitas: Pembukaan rekening, pemrosesan transaksi, pelayanan pelanggan, manajemen risiko.
    • Cost Driver: Jumlah nasabah, jumlah transaksi, jam layanan pelanggan.
    • Manfaat: ABC dapat membantu menghitung biaya pelayanan untuk setiap jenis nasabah, mengidentifikasi aktivitas yang menguntungkan dan tidak menguntungkan, dan menetapkan harga layanan yang kompetitif.
  • Rumah Sakit:
    • Aktivitas: Perawatan pasien, operasi, pemeriksaan laboratorium, administrasi.
    • Cost Driver: Jumlah pasien, jumlah tempat tidur, jumlah tes laboratorium.
    • Manfaat: ABC dapat membantu menghitung biaya perawatan untuk setiap jenis pasien, mengidentifikasi aktivitas yang paling banyak mengkonsumsi sumber daya, dan meningkatkan efisiensi operasional rumah sakit.

3. Sektor Publik

  • Pemerintahan Daerah:
    • Aktivitas: Pelayanan publik, pemeliharaan infrastruktur, pengelolaan keuangan.
    • Cost Driver: Jumlah penduduk, luas wilayah, jumlah proyek.
    • Manfaat: ABC dapat membantu menghitung biaya pelayanan publik, mengidentifikasi program yang efektif dan tidak efektif, dan mengalokasikan sumber daya secara optimal.
  • Lembaga Pendidikan:
    • Aktivitas: Pengajaran, penelitian, pengabdian masyarakat.
    • Cost Driver: Jumlah mahasiswa, jumlah dosen, jumlah publikasi.
    • Manfaat: ABC dapat membantu menghitung biaya pendidikan per mahasiswa, mengidentifikasi program studi yang paling banyak mengkonsumsi sumber daya, dan meningkatkan efisiensi penggunaan anggaran.

REFERENSI

  • Blocher, E. J., Stout, D. E., Juras, P. E., & Cokins, G. (2016). Cost management: A strategic emphasis (7th ed.). McGraw-Hill Education.
  • Cooper, R., & Kaplan, R. S. (1991). The design of cost management systems: Text, cases, and readings. Prentice Hall.
  • Hansen, D. R., & Mowen, M. M. (2007). Cost management: Accounting and control (6th ed.). Thomson South-Western.
  • Horngren, C. T., Datar, S. M., & Rajan, M. V. (2015). Cost accounting: A managerial emphasis (15th ed.). Pearson Education.
  • Kaplan, R. S., & Anderson, S. R. (2007). Time-driven activity-based costing. Harvard Business Review, 85(11), 131-138.
  • Mulyadi. (2010). Sistem akuntansi biaya. Salemba Empat.
  • Noreen, E. W. (1991). The economics of ethics: A new perspective on agency theory. Accounting, Organizations and Society, 16(4), 359-369.
Anda mungkin juga berminat
Comments
Loading...