Dampak dari Menahan Laba (Pendanaan Internal)
Dampak dari Menahan Laba (Pendanaan Internal)
- Pertumbuhan laba mungkin dianggap menghasilkan kenaikan harga saham, dan keuntungan modal yang pajaknya rendah akan menggantikan dividen yang pajaknya lebih tinggi.
- Pajak atas keuntungan tidak dibayarkan sampai saham terjual. Karena adanya efek nilai waktu, satu dolar pajak yang dibayarkan di masa mendatang mempunyai biaya efektif yang lebih rendah daripada satu dolar yang dibayarkan hari ini.
- Jika selembar saham dimiliki seseorang sampai meninggal sama sekali tidak ada pajak keuntungan modal yang terutang, ahli waris yang menerima saham itu dapat menggunakan nilai saham pada hari kematian sebagai dasar biaya mereka, dengan demikian mereka terhindar dari pajak keuntungan modal.
Menahan laba (pendanaan internal) memiliki beberapa dampak bagi perusahaan. Berikut adalah beberapa dampak yang dapat terjadi:
1. Kenaikan kemampuan perusahaan: Menahan laba dapat meningkatkan kemampuan perusahaan untuk membiayai proyek-proyek dan kegiatan operasi tanpa harus bergantung pada sumber dana eksternal.
2. Pengurangan biaya modal: Dengan menahan laba, perusahaan tidak perlu membayar bunga pada kreditor, sehingga biaya modal dapat berkurang.
3. Peningkatan harga saham: Menahan laba dapat meningkatkan harga saham perusahaan karena investor percaya bahwa laba yang ditahan akan digunakan untuk meningkatkan kemampuan perusahaan dan meningkatkan nilai saham.
4. Pajak yang lebih rendah: Menahan laba dapat membuat pajak yang harus dibayar perusahaan menjadi lebih rendah, karena laba yang ditahan tidak akan dikenakan pajak sampai saham terjual.
5. Kemampuan untuk membiayai pertumbuhan: Menahan laba dapat memberikan perusahaan kemampuan untuk membiayai pertumbuhan dan ekspansi perusahaan tanpa harus bergantung pada sumber dana eksternal.
Namun, menahan laba juga dapat memiliki beberapa kelemahan, seperti:
1. Pengurangan dividen: Menahan laba dapat membuat dividen yang dibagikan kepada pemegang saham menjadi lebih rendah.
2. Pengurangan kepercayaan investor: Jika perusahaan menahan laba secara terus-menerus, investor mungkin menjadi tidak percaya bahwa perusahaan tidak akan membayar dividen yang memadai.
3. Pengurangan likuiditas: Menahan laba dapat membuat perusahaan tidak memiliki likuiditas untuk membiayai kegiatan operasi dan memenuhi kebutuhan dana lainnya.
Menahan laba dapat menjadi strategi yang efektif untuk meningkatkan kemampuan perusahaan dan membiayai pertumbuhan, tetapi juga perlu dipertimbangkan kelemahan-kelemahannya.
Berikut adalah beberapa dampak lainnya dari menahan laba (pendanaan internal) pada perusahaan:
1. Meningkatkan kemampuan perusahaan untuk membiayai risiko: Dengan menahan laba, perusahaan dapat meningkatkan kemampuan untuk membiayai risiko dan kejutan yang tidak terduga, sehingga perusahaan dapat lebih siap menghadapi perubahan yang cepat di pasar.
2. Meningkatkan kemampuan perusahaan untuk membiayai inovasi: Menahan laba dapat memberikan perusahaan kemampuan untuk membiayai inovasi dan pengembangan produk baru, sehingga perusahaan dapat meningkatkan kemampuan untuk bersaing di pasar.
3. Meningkatkan kemampuan perusahaan untuk membiayai ekspansi: Dengan menahan laba, perusahaan dapat meningkatkan kemampuan untuk membiayai ekspansi ke pasar baru dan meningkatkan pangsa pasar.
4. Meningkatkan nilai perusahaan: Menahan laba dapat meningkatkan nilai perusahaan karena investor percaya bahwa laba yang ditahan akan digunakan untuk meningkatkan kemampuan perusahaan dan meningkatkan nilai saham.
5. Meningkatkan kemampuan perusahaan untuk menghadapi krisis: Dengan menahan laba, perusahaan dapat meningkatkan kemampuan untuk menghadapi krisis ekonomi dan keuangan, sehingga perusahaan dapat lebih siap menghadapi perubahan yang cepat di pasar.
Namun, menahan laba juga dapat memiliki beberapa kelemahan, seperti:
1. Pengurangan transparansi: Jika perusahaan menahan laba secara terus-menerus, investor mungkin menjadi tidak percaya bahwa perusahaan tidak akan membayar dividen yang memadai, sehingga transparansi perusahaan dapat menurun.
2. Pengurangan kepercayaan investor: Jika perusahaan menahan laba secara terus-menerus, investor mungkin menjadi tidak percaya bahwa perusahaan tidak akan membayar dividen yang memadai, sehingga kepercayaan investor dapat menurun.
3. Pengurangan likuiditas: Menahan laba dapat membuat perusahaan tidak memiliki likuiditas untuk membiayai kegiatan operasi dan memenuhi kebutuhan dana lainnya.
Menahan laba dapat menjadi strategi yang efektif untuk meningkatkan kemampuan perusahaan dan membiayai pertumbuhan, tetapi juga perlu dipertimbangkan kelemahan-kelemahannya. Perusahaan harus mempertimbangkan kebutuhan dana dan kepercayaan investor ketika membuat keputusan untuk menahan laba.
Berikut adalah beberapa dampak lainnya dari menahan laba (pendanaan internal) pada perusahaan:
1. Meningkatkan kemampuan perusahaan untuk membiayai penelitian dan pengembangan: Menahan laba dapat memberikan perusahaan kemampuan untuk membiayai penelitian dan pengembangan produk baru, sehingga perusahaan dapat meningkatkan kemampuan untuk bersaing di pasar.
2. Meningkatkan kemampuan perusahaan untuk membiayai perluasan kapasitas produksi: Dengan menahan laba, perusahaan dapat meningkatkan kemampuan untuk membiayai perluasan kapasitas produksi, sehingga perusahaan dapat meningkatkan kemampuan untuk memenuhi permintaan pasar.
3. Meningkatkan kemampuan perusahaan untuk membiayai pengurangan biaya: Menahan laba dapat memberikan perusahaan kemampuan untuk membiayai pengurangan biaya, sehingga perusahaan dapat meningkatkan kemampuan untuk bersaing di pasar.
4. Meningkatkan kemampuan perusahaan untuk membiayai pengembangan sistem informasi: Dengan menahan laba, perusahaan dapat meningkatkan kemampuan untuk membiayai pengembangan sistem informasi, sehingga perusahaan dapat meningkatkan kemampuan untuk memantau dan meng kontrol kegiatan operasi.
5. Meningkatkan kemampuan perusahaan untuk membiayai pengembangan sumber daya manusia: Menahan laba dapat memberikan perusahaan kemampuan untuk membiayai pengembangan sumber daya manusia, sehingga perusahaan dapat meningkatkan kemampuan untuk bersaing di pasar.
Namun, menahan laba juga dapat memiliki beberapa kelemahan, seperti:
1. Pengurangan pendapatan: Jika perusahaan menahan laba secara terus-menerus, pendapatan perusahaan dapat menurun, karena laba yang ditahan tidak akan dikenakan pajak sampai saham terjual.
2. Pengurangan dividen: Jika perusahaan menahan laba secara terus-menerus, dividen yang dibagikan kepada pemegang saham dapat menurun, sehingga pemegang saham dapat kehilangan pendapatan.
3. Pengurangan kepercayaan investor: Jika perusahaan menahan laba secara terus-menerus, investor dapat menjadi tidak percaya bahwa perusahaan tidak akan membayar dividen yang memadai, sehingga kepercayaan investor dapat menurun.
4. Pengurangan likuiditas: Menahan laba dapat membuat perusahaan tidak memiliki likuiditas untuk membiayai kegiatan operasi dan memenuhi kebutuhan dana lainnya.
Dalam keseluruhan, menahan laba dapat menjadi strategi yang efektif untuk meningkatkan kemampuan perusahaan dan membiayai pertumbuhan, tetapi juga perlu dipertimbangkan kelemahan-kelemahannya. Perusahaan harus mempertimbangkan kebutuhan dana dan kepercayaan investor ketika membuat keputusan untuk menahan laba.
Berikut adalah beberapa poin yang dapat diambil dari penjelasan di atas:
1. Menahan laba dapat meningkatkan kemampuan perusahaan untuk membiayai kegiatan operasi: Menahan laba dapat memberikan perusahaan kemampuan untuk membiayai kegiatan operasi, sehingga perusahaan dapat meningkatkan kemampuan untuk memenuhi permintaan pasar.
2. Menahan laba dapat meningkatkan kemampuan perusahaan untuk membiayai pengembangan produk baru: Dengan menahan laba, perusahaan dapat meningkatkan kemampuan untuk membiayai pengembangan produk baru, sehingga perusahaan dapat meningkatkan kemampuan untuk bersaing di pasar.
3. Menahan laba dapat meningkatkan kemampuan perusahaan untuk membiayai ekspansi: Menahan laba dapat memberikan perusahaan kemampuan untuk membiayai ekspansi ke pasar baru, sehingga perusahaan dapat meningkatkan kemampuan untuk memenuhi permintaan pasar.
4. Menahan laba dapat memiliki beberapa kelemahan: Menahan laba dapat memiliki beberapa kelemahan, seperti pengurangan pendapatan, pengurangan dividen, pengurangan kepercayaan investor, dan pengurangan likuiditas.
Dalam mengambil keputusan untuk menahan laba, perusahaan harus mempertimbangkan beberapa faktor, seperti kebutuhan dana, kepercayaan investor, pengurangan biaya, dan pengembangan produk baru. Dengan mempertimbangkan faktor-faktor ini, perusahaan dapat membuat keputusan yang tepat untuk menahan laba dan meningkatkan kemampuan perusahaan.
Namun, perlu diingat bahwa menahan laba juga dapat memiliki beberapa risiko, seperti:
1. Risiko pengurangan pendapatan: Jika perusahaan menahan laba secara terus-menerus, pendapatan perusahaan dapat menurun, sehingga perusahaan dapat kehilangan pendapatan yang potensial.
2. Risiko pengurangan dividen: Jika perusahaan menahan laba secara terus-menerus, dividen yang dibagikan kepada pemegang saham dapat menurun, sehingga pemegang saham dapat kehilangan pendapatan.
3. Risiko pengurangan kepercayaan investor: Jika perusahaan menahan laba secara terus-menerus, investor dapat menjadi tidak percaya bahwa perusahaan tidak akan membayar dividen yang memadai, sehingga kepercayaan investor dapat menurun.
Dalam keseluruhan, menahan laba dapat menjadi strategi yang efektif untuk meningkatkan kemampuan perusahaan dan membiayai pertumbuhan, tetapi juga perlu dipertimbangkan kelemahan-kelemahannya dan risiko yang potensial. Perusahaan harus mempertimbangkan kebutuhan dana dan kepercayaan investor ketika membuat keputusan untuk menahan laba.
REFERENSI
- Brigham, E. F., & Ehrhardt, M. C. (2016): “Financial Management: Theory and Practice”. New York: South-Western Cengage Learning.
- Bodie, Z., Kane, A., & Marcus, A. J. (2014): “Investments”. New York: McGraw-Hill.
- Diyanto, B. (2003): “Manajemen Keuangan”. Jakarta: Erlangga.
- Keown, A. J., Martin, J. D., & Petty, J. W. (2017): “Financial Management: Principles and Applications”. New York: Pearson.
- Krejcie, R. V., & Morgan, D. W. (1970): “Determining Sample Size for Research Activities”. Educational and Psychological Measurement, 30(3), 607-610.
- Myers, S. C. (dalam Diyanto, 2003): “Prinsip-Prinsip Akuntansi dan Keuangan”. Jakarta: Erlangga.
- Ross, S. A., Westerfield, R. W., & Jaffe, J. (2010): “Corporate Finance”. New York: McGraw-Hill.
- Standar Akuntansi Keuangan (SAK) (2009): “Standar Akuntansi Keuangan No. 1: Laporan Keuangan”. Jakarta: Ikatan Akuntan Indonesia.