JUST IN TIME (JIT)
Pengertian Just In Time (JIT)
Sistem produksi tepat waktu (Just In Time) adalah sistem produksi atau sistem manajemen fabrikasi modern yang dikembangkan oleh perusahaan-perusahaan Jepang yang pada prinsipnya hanya memproduksi jenis-jenis barang yang diminta sejumlah yang diperlukan dan pada saat dibutuhkan oleh konsumen. JIT mempunyai empat aspek pokok sebagai berikut:
- Produksi Just In Time (JIT), adalah memproduksi apa yang dibutuhkan hanya pada saat dibutuhkan dan dalam jumlah yang diperlukan.
- Autonomasi merupakan suatu unit pengendalian cacat secara otomatis yang tidak memungkinkan unit cacat mengalir ke proses berikutnya.
- Tenaga kerja fleksibel, maksudnya adalah mengubah-ubah jumlah pekerja sesuai dengan fluktuasi permintaan.
- Berpikir kreatif dan menampung saran-saran karyawan
Tujuan Just In Time(JIT)
Tujuan utama yang ingin dicapai dari sistem JIT adalah:
- Zero Defect (tidak ada barang yang rusak),
- Zero Set-up Time (tidak ada waktu set-up),
- Zero Lot Excesses (tidak ada kelebihan lot),
- Zero Handling (tidak ada penanganan),
- Zero Queues (tidak ada antrian),
- Zero Breakdowns (tidak ada kerusakan mesin),
- Zero Lead Time (tidak ada lead time)
Untuk mencapai tujuan tersebut, ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penerapan Just In Time, diantaranya adalah sebagai berikut :
- Aliran Material yang lancar – Sederhanakan pola aliran material. Untuk itu dibutuhkan pengaturan total pada lini produksi. Ini juga membutuhkan akses langsung dengan dan dari bagian penerimaan dan pengiriman. Tujuannya adalah untuk mendapatkan aliran material yang tidak terputus dari bagian penerimaan dan kemudian antar tiap tingkat produksi yang saling berhubungan secara langsung, samapi pada bagian pengiriman. Apapun yang menghalangi aliran yang merupakan target yang haru diselidiki dan dieliminasi.
- Pengurangan waktu set-up – Sesuai dengan JIT, terdapat beberapa bagian produksi diskret yang memilki waktu set-up mesin yang kadang-kadang membutuhkan waktu beberapa jam. Hal ini tidak dapat ditoleransi dalam sistem JIT. Pengurangan waktu setup yang dramatis telah dapat dicapai oleh berbagai perusahaan, kadang dari 4-7 jam menjadi 3-7 menit. Ini membuat ukuran batch dapat dikurangi menjadi jumlah yang sangta kecil, yang mengijinkan perusahaan menjadi sangat fleksibel dan responsif dalam menghadapi perubahan permintaan konsumen.
- Pengurangan lead time vendor – Sebagai pengganti dari pengiriman yang sangat besar dari komponen-komponen yang harus dibeli setiap 2/3 bulan, dengan sistem JIT kita ingin menerima komponen tepat pada saat operasi produksi membutuhkan. Untuk itu perusahaan kadang-kadang harus membuat kontrak jangka panjang dengan vendor untuk mendapatkan kondisi seperti ini.
- Komponen zero defect – Sistem JIT tidak dapat mentolelir komponen yang cacat, baik itu yang diproduksi maupun yang dibeli. Untuk komponen yang diproduksi, teknis kontrol statistik harus digunakan untuk menjamin bahwa semua proses sedang memproses komponen dalam toleransi setiap waktu. Untuk komponen yang dibeli, vendor diminta untuk menjamin bahwa semua produk yang mereka sediakan telah diproduksi dalam sistem produksi yang diawasi secara satistik. Perusahaan kan selalu memiliki program sertifikasi vendor untuk menjamin terlaksananya hal ini.
- Kontrol lantai produksi yang disiplin – Dalam system pengawasan lantai produksi tradisional, penekanan diberikan pada utilitas mesin, waktu produksi yang panjang yang dapat mengurangi biaya set up dan juga pengurangan waktu pekerja. Untuk itu, order produksi dikeluarkan dengan memperhatikan faktorfaktor ini. Dalam JIT, perhitungan performansi tradisional ini sangat jauh dari keinginan untuk membentuk persediaan yang rendah dan menghilangkan halhal yang menghalangi operasi yang responsif. Hal ini membuat waktu awal pelepasan order yang tepat harus dilakukan setiap saat. Ini juga berarti, kadangkadang mesin dan operator mesin dapat saja menganggur. Banyak manajer produksi yang telah menghabiskan sebagian besar waktunya untuk menjaga agar mesin dan tenaga kerja tetap sibuk, mendapat kesulitan membuat penyesuaian-penyesuaian yang dibutuhkan agar berhasil menggunakan operasi JIT. Perusahaan yang telah berhasil mengimplementasikan filosofi JIT akan mendapatkan manfaat yang besar.
Just-In-Time (JIT) adalah filosofi manajemen yang berfokus pada penyederhanaan proses produksi dengan mengurangi pemborosan dan meningkatkan efisiensi. Dalam lingkup akuntansi, JIT memiliki dampak signifikan pada berbagai aspek, termasuk:
- Penilaian Persediaan:
- Persediaan Minimum: JIT menekankan pada penyimpanan persediaan seminimal mungkin. Ini berarti perusahaan hanya memesan bahan baku ketika dibutuhkan untuk produksi.
- Penurunan Biaya Penyimpanan: Dengan mengurangi persediaan, perusahaan dapat menghemat biaya penyimpanan, seperti biaya gudang, asuransi, dan risiko kerusakan atau keusangan.
- Metode Penilaian: JIT dapat mempengaruhi metode penilaian persediaan yang digunakan.
2. Pengendalian Biaya:
- Fokus pada Efisiensi: JIT mendorong perusahaan untuk mengidentifikasi dan menghilangkan pemborosan dalam semua aspek produksi. Ini termasuk pemborosan waktu, tenaga kerja, material, dan overhead.
- Pengurangan Biaya Produksi: Dengan meningkatkan efisiensi dan mengurangi pemborosan, JIT dapat membantu menurunkan biaya produksi secara keseluruhan.
- Peningkatan Profitabilitas: Pengendalian biaya yang efektif dapat meningkatkan profitabilitas perusahaan.
3. Sistem Informasi Akuntansi:
- Informasi yang Akurat dan Tepat Waktu: JIT membutuhkan sistem informasi akuntansi yang akurat dan tepat waktu untuk melacak arus material dan produksi.
- Integrasi Sistem: Sistem informasi akuntansi harus terintegrasi dengan sistem produksi dan pembelian untuk memastikan kelancaran operasi JIT.
4. Pengambilan Keputusan:
- Data yang Relevan: JIT menyediakan data yang relevan dan tepat waktu untuk pengambilan keputusan manajemen.
- Analisis Performa: JIT memungkinkan perusahaan untuk menganalisis performa produksi dan mengidentifikasi area yang membutuhkan perbaikan.
Contoh Penerapan JIT dalam Akuntansi:
- Backflush Costing: Metode akuntansi biaya yang menunda pencatatan biaya produksi hingga produk jadi selesai.
- Sistem Kanban: Sistem visual yang digunakan untuk mengontrol aliran material dalam proses produksi.
Manfaat JIT dalam Lingkup Akuntansi:
- Mengurangi biaya persediaan
- Meningkatkan efisiensi produksi
- Meningkatkan arus kas
- Menurunkan biaya produksi
- Meningkatkan kualitas produk
- Meningkatkan kepuasan pelanggan
Tantangan Implementasi JIT:
- Membutuhkan koordinasi yang erat dengan pemasok
- Membutuhkan sistem produksi yang fleksibel
- Rentan terhadap gangguan pasokan
Aspek Akuntansi yang Terpengaruh JIT:
- Perubahan pada Laporan Keuangan: Implementasi JIT dapat menyebabkan perubahan signifikan pada laporan keuangan, terutama neraca. Karena persediaan diminimalkan, aset lancar akan berkurang. Ini dapat mempengaruhi rasio keuangan seperti rasio lancar dan rasio perputaran persediaan.
- Manajemen Kas: JIT dapat meningkatkan arus kas karena perusahaan tidak perlu mengeluarkan uang tunai dalam jumlah besar untuk membeli dan menyimpan persediaan. Kas yang dibebaskan dapat digunakan untuk tujuan lain, seperti investasi atau pembayaran utang.
- Audit Internal: JIT membutuhkan pengendalian internal yang kuat untuk memastikan keakuratan data dan efisiensi operasi. Auditor internal perlu memverifikasi bahwa sistem JIT beroperasi secara efektif dan sesuai dengan standar akuntansi.
Contoh Penerapan JIT yang Lebih Spesifik:
- Toyota Production System (TPS): Toyota adalah pelopor dalam penerapan JIT. Mereka menggunakan sistem Kanban dan teknik lainnya untuk mengoptimalkan aliran material dan meminimalkan pemborosan.
- Dell: Dell menggunakan model build-to-order yang memungkinkan pelanggan untuk menyesuaikan komputer mereka. Ini meminimalkan persediaan barang jadi dan memastikan bahwa Dell hanya memproduksi apa yang dibutuhkan pelanggan.
Peran Teknologi dalam JIT:
- Enterprise Resource Planning (ERP): Sistem ERP dapat membantu perusahaan mengintegrasikan semua aspek operasi mereka, termasuk pembelian, produksi, dan akuntansi. Ini penting untuk implementasi JIT yang sukses.
- Electronic Data Interchange (EDI): EDI memungkinkan perusahaan untuk bertukar data secara elektronik dengan pemasok mereka. Ini membantu mempercepat proses pemesanan dan memastikan pengiriman tepat waktu.
JIT dan Akuntansi Lean:
JIT sering dikaitkan dengan lean accounting, yang merupakan pendekatan akuntansi yang berfokus pada penghapusan pemborosan dan peningkatan nilai bagi pelanggan. Lean accounting menekankan pada pengukuran kinerja berdasarkan nilai dan penggunaan alat visual untuk melacak kemajuan.
JIT adalah filosofi manajemen yang kuat yang dapat memberikan manfaat signifikan bagi perusahaan dalam lingkup akuntansi. Dengan penerapan yang tepat, JIT dapat membantu perusahaan mengurangi biaya, meningkatkan efisiensi, dan mencapai keunggulan kompetitif. Namun, JIT juga membutuhkan perencanaan yang matang dan komitmen dari seluruh organisasi. JIT adalah pendekatan yang efektif untuk meningkatkan efisiensi dan profitabilitas dalam lingkup akuntansi. Dengan penerapan yang tepat, JIT dapat membantu perusahaan mencapai keunggulan kompetitif.
REFERENSI
- Atkinson, A. A., Banker, R. D., Kaplan, R. S., & Young, S. M. (2014). Management accounting: Information for decision-making and strategy execution (7th ed.). Pearson Education.
- Dugdale, D., & Jones, T. C. (1999). Just-in-time: A meta-analytic study. Journal of Operations Management, 17(4), 413-431.