Memahami Pengertian dan Proses Siklus Akuntansi
Pemahaman tentang proses akuntansi yang terangkai dalam siklus akuntansi dalam suatu perusahaan lebih difokuskan pada proses pencatatannya, pemberian nilai sampai dengan penyajian sebuah akun dalam laporan keuangan hingga disusun sebuah laporan keuangan. Siklus akuntansi yang terjadi dalam setiap perusahaan akan selalu diakhiri dengan pembuatan laporan keuangan.
Daftar Isi
Pengertian Siklus akuntansi
Siklus akuntansi adalah suatu proses penyediaan laporan keuangan perusahaan untuk suatu periode waktu tertentu. Siklus ini dimulai dari terjadinya transaksi, sampai penyiapan laporan keuangan pada akhir suatu periode.
Dengan demikian, pada artikel ini diharapkan bahwa para pembaca akan lebih memahami tahapan-tahapan dalam mempelajari akuntansi pada tingkat dasar secara menyeluruh.
- Pencatatan transaksi. Tahap pertama dalam siklus akuntansi adalah pencatatan transaksi. Transaksi adalah kejadian ekonomi yang mempengaruhi posisi keuangan perusahaan. Transaksi dicatat dalam jurnal.
- Pengikhtisaran jurnal. Setelah semua transaksi dicatat dalam jurnal, maka selanjutnya dilakukan pengikhtisaran jurnal. Pengikhtisaran jurnal adalah proses meringkas transaksi-transaksi yang telah dicatat dalam jurnal ke dalam buku besar.
- Penyusunan neraca saldo. Setelah buku besar diikhtisarkan, maka selanjutnya disusun neraca saldo. Neraca saldo adalah daftar saldo akun-akun yang terdapat dalam buku besar.
- Penyesuaian. Setelah neraca saldo disusun, maka selanjutnya dilakukan penyesuaian. Penyesuaian adalah proses mencatat transaksi-transaksi yang belum dicatat dalam jurnal. Penyesuaian dilakukan untuk memastikan bahwa saldo akun-akun dalam buku besar akurat.
- Penyusunan laporan keuangan. Setelah penyesuaian dilakukan, maka selanjutnya disusun laporan keuangan. Laporan keuangan terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, dan laporan arus kas.
- Penutupan buku. Setelah laporan keuangan disusun, maka selanjutnya dilakukan penutupan buku. Penutupan buku adalah proses memindahkan saldo akun-akun pendapatan dan beban ke akun laba rugi. Setelah penutupan buku, maka saldo semua akun-akun dalam buku besar menjadi nol.
TRANSAKSI
Transaksi usaha adalah kejadian yang dapat mempengaruhi posisi keuangan dari suatu badan usaha dan juga sebagai hal yang handal/wajar untuk dicatat (Horgren dkk, 1997:13). Sebagai contoh transaksi yang dapat terjadi dalam suatu perusahaan adalah: pembayaran rekening telepon bulanan, pembelian barang dagangan secara kredit, pembelian tanah dan gedung, dan lain sebagainya.
Suatu transaksi tertentu dapat menimbulkan peristiwa atau keadaan yang mengakibatkan transaksi lainnya. Misalnya, pembelian barang dagangan secara kredit akan disusul dengan transaksi lainnya, yaitu pembayaran kepada kreditor.
Berikut adalah beberapa contoh transaksi usaha yang dapat menimbulkan transaksi lainnya:
- Pembelian barang dagangan secara kredit akan menimbulkan transaksi pembayaran kepada kreditor.
- Penjualan barang dagangan secara kredit akan menimbulkan transaksi penerimaan kas dari pelanggan.
- Pembayaran gaji karyawan akan menimbulkan transaksi pengurangan kas dan penambahan beban gaji.
- Penerimaan kas dari pelanggan akan menimbulkan transaksi penambahan kas dan pengurangan piutang usaha.
- Pembelian tanah dan gedung akan menimbulkan transaksi pengurangan kas dan penambahan aset tetap.
Transaksi-transaksi yang timbul dari suatu transaksi tertentu disebut dengan transaksi terkait. Transaksi terkait harus dicatat secara bersama-sama agar posisi keuangan perusahaan dapat disajikan secara akurat.
Berikut adalah contoh pencatatan transaksi terkait:
Transaksi:
Pada tanggal 1 Januari 2023, PT ABC membeli barang dagangan secara kredit dari PT XYZ sebesar Rp10.000.000.
Jurnal:
Tanggal | Keterangan | Ref | Debit | Kredit |
---|---|---|---|---|
1 Januari 2023 | Pembelian barang dagangan secara kredit dari PT XYZ | F1 | 10.000.000 | |
1 Januari 2023 | Hutang usaha kepada PT XYZ | F1 | 10.000.000 |
Transaksi terkait:
Pada tanggal 10 Januari 2023, PT ABC membayar hutang usaha kepada PT XYZ sebesar Rp10.000.000.
Jurnal:
Tanggal | Keterangan | Ref | Debit | Kredit |
---|---|---|---|---|
10 Januari 2023 | Hutang usaha kepada PT XYZ | F2 | 10.000.000 | |
10 Januari 2023 | Kas | F2 | 10.000.000 |
Pencatatan transaksi terkait harus dilakukan dengan hati-hati dan akurat. Kesalahan dalam pencatatan dapat menyebabkan laporan keuangan yang tidak akurat.
PEMBUATAN BUKTI ASLI
Sebagaimana disebutkan diatas transaksi yang terjadi biasanya dibuktikan dengan adanya dokumen. Suatu transaksi baru dikatakan sah atau benar bila didukung oleh bukti- bukti yang sah, akan tetapi harus pula disadari bahwa ada transaksi-transaksi yang tidak mempunyai bukti secara tertulis, misalnya pencurian barang dagangan. Transaksi ini merupakan transaksi yang bersifat luar biasa.
Semua transaksi baik yang terjadi secara rutin atau tidak merupakan bahan untuk menyusun laporan keuangan dengan jalan mencatat dan mengolah transaksi itu lebih lanjut. Bukti-bukti asli yang dapat mendukung setiap terjadinya transaksinya transaksi antara lain : kwitansi, faktur dan bentuk–bentuk lain (Hadibroto dkk, 1991:43).
- Kwitansi. Kwitansi merupakan bukti bahwa seseorang atau badan hukum telah menerima sejumlah uang tunai.
- Faktur Penjualan atau Pembelian. Setiap penjualan secara kredit memerlukan bukti yang disebut faktur. Bagi si penjual faktur tersebut merupakan faktur penjualan sebaliknya faktur yang dikirimkan kepada sipembeli merupakan faktur pembelian.
- Bukti-bukti lain. Disamping kwitansi dan faktur terdapat bukti lain, misalnya: nota-nota dari Bank (nota debet atau nota kredit), serta bukti pengirirnan atau penerimaan barang
PENCATATAN DALAM BUKU HARIAN (JURNAL).
Transaksi dicatat pertama kali yang disebut Buku Harian (Jurnal). Jurnal adalah suatu catatan kronologis dari transaksi entitas (Horgren dkk, 1997:57). Sebagaimana di tunjukkan oleh nama-nma kolom, jurnal memberikan informasi berikut:
- Tanggal, merupakan hal yang sangat penting karena memungkinkan kapan terjadinya transaksi.
- Nama perkiraan.
- Kolom debet, menunjukkan jumlah yang didebet.
- Kolom kredit, menunjukkan jumlah yang dikredit.
Proses pencatatan mengikuti lima langkah berikut ini:
- Mengidentifikasikan transaksi dari dokumen sumbernya, misalnya dari slip deposito bank, penerimaan penjualan dan cek.
- Menentukan setiap perkiraan yang dipengaruhi oleh transaksi tersebut dan mengklasifikasikan berdasarkan jenisnya (aktiva, kewajiban atau modal).
- Menetapkan apakah setiap perkiraan tersebut mengalami penambahan atau pengurangan yang disebabkan oleh transaksi itu.
- Menetapkan apakah harus mendebet atau mengkredit perkiraan.
- Memasukkan transaksi tersebut kedalam jurnal.
PENCATATAN BUKU BESAR DAN BUKU TAMBAHAN
Setelah semua transaksi dicatat dalam jurnal, selanjutnya dicatat dalam buku besar dan buku tambahan.
- Buku Besar (Ledger) adalah kumpulan akun-akun yang digunakan untuk mencatat transaksi keuangan suatu perusahaan. Setiap akun memiliki saldo, yang merupakan selisih antara total debet dan total kredit.
- Buku Tambahan (Sub Ledger) adalah buku-buku yang digunakan untuk mencatat transaksi-transaksi tertentu yang memerlukan rincian lebih lanjut. Misalnya, buku tambahan piutang dagang digunakan untuk mencatat transaksi penjualan kredit kepada pelanggan.
Pencatatan dalam buku besar dan buku tambahan dilakukan dengan cara memposting jurnal. Posting jurnal adalah proses memindahkan informasi dari jurnal ke buku besar dan buku tambahan.
Langkah-langkah posting jurnal adalah sebagai berikut:
- Tentukan akun-akun yang terlibat dalam transaksi.
- Tentukan jenis transaksi (debet atau kredit).
- Tentukan jumlah transaksi.
- Posting transaksi ke buku besar dan buku tambahan.
Berikut adalah contoh pencatatan dalam buku besar dan buku tambahan:
Transaksi:
Pada tanggal 1 Januari 2023, PT ABC membeli barang dagangan secara kredit dari PT XYZ sebesar Rp10.000.000.
Jurnal:
Tanggal | Keterangan | Ref | Debit | Kredit |
---|---|---|---|---|
1 Januari 2023 | Pembelian barang dagangan secara kredit dari PT XYZ | F1 | 10.000.000 | |
1 Januari 2023 | Hutang usaha kepada PT XYZ | F1 | 10.000.000 |
Buku Besar:
Akun: Persediaan Barang Dagang
Tanggal | Keterangan | Ref | Debit | Kredit | Saldo |
---|---|---|---|---|---|
1 Januari 2023 | Pembelian barang dagangan secara kredit dari PT XYZ | F1 | 10.000.000 | 10.000.000 |
Akun: Hutang Usaha
Tanggal | Keterangan | Ref | Debit | Kredit | Saldo |
---|---|---|---|---|---|
1 Januari 2023 | Hutang usaha kepada PT XYZ | F1 | 10.000.000 | 10.000.000 |
Buku Tambahan:
Buku Tambahan Piutang Dagang
Tanggal | Nama Pelanggan | No. Faktur | Jumlah |
---|---|---|---|
1 Januari 2023 | PT XYZ | F1 | 10.000.000 |
Pencatatan dalam buku besar dan buku tambahan harus dilakukan dengan hati-hati dan akurat. Kesalahan dalam pencatatan dapat menyebabkan laporan keuangan yang tidak akurat. Demikian penjelasan mengenai pencatatan buku besar dan buku tambahan. Semoga bermanfaat.
Ayat Jurnal Penyesuaian (AJP)
Ayat jurnal penyesuaian adalah ayat jurnal yang dibuat pada akhir periode akuntansi untuk menyesuaikan saldo akun-akun dalam buku besar dengan saldo sebenarnya. Penyesuaian ini dilakukan untuk memastikan bahwa laporan keuangan yang disusun pada akhir periode akuntansi akurat dan wajar.
Jenis-jenis ayat jurnal penyesuaian:
- Penyesuaian pendapatan:
- Mencatat pendapatan yang telah diperoleh tetapi belum dicatat dalam jurnal.
- Menghapus pendapatan yang telah dicatat dalam jurnal tetapi belum diperoleh.
- Penyesuaian beban:
- Mencatat beban yang telah terjadi tetapi belum dicatat dalam jurnal.
- Menghapus beban yang telah dicatat dalam jurnal tetapi belum terjadi.
- Penyesuaian aset:
- Mencatat aset yang telah diperoleh tetapi belum dicatat dalam jurnal.
- Menghapus aset yang telah dicatat dalam jurnal tetapi sudah tidak dimiliki.
- Penyesuaian kewajiban:
- Mencatat kewajiban yang telah terjadi tetapi belum dicatat dalam jurnal.
- Menghapus kewajiban yang telah dicatat dalam jurnal tetapi sudah tidak ada.
Contoh ayat jurnal penyesuaian:
- Penyesuaian pendapatan:
- Mencatat pendapatan sewa yang telah diperoleh tetapi belum dicatat dalam jurnal:
Debit: Kas
Kredit: Pendapatan Sewa
- Penyesuaian beban:
- Mencatat beban bunga yang telah terjadi tetapi belum dicatat dalam jurnal:
Debit: Beban Bunga
Kredit: Hutang Bunga
- Penyesuaian aset:
- Mencatat perlengkapan yang telah diperoleh tetapi belum dicatat dalam jurnal:
Debit: Perlengkapan
Kredit: Kas
- Penyesuaian kewajiban:
- Mencatat gaji yang telah terjadi tetapi belum dicatat dalam jurnal:
Debit: Gaji
Kredit: Hutang Gaji
Pencatatan ayat jurnal penyesuaian:
Ayat jurnal penyesuaian dicatat dalam jurnal penyesuaian. Jurnal penyesuaian adalah jurnal khusus yang digunakan untuk mencatat ayat jurnal penyesuaian. Setelah ayat jurnal penyesuaian dicatat dalam jurnal penyesuaian, maka selanjutnya diposting ke buku besar.
Manfaat ayat jurnal penyesuaian:
Ayat jurnal penyesuaian memiliki beberapa manfaat, antara lain:
- Menyesuaikan saldo akun-akun dalam buku besar dengan saldo sebenarnya.
- Memastikan bahwa laporan keuangan yang disusun pada akhir periode akuntansi akurat dan wajar.
- Membantu dalam proses audit laporan keuangan.
Ayat jurnal penyesuaian merupakan bagian penting dari siklus akuntansi. Ayat jurnal penyesuaian digunakan untuk menyesuaikan saldo akun-akun dalam buku besar dengan saldo sebenarnya. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa laporan keuangan yang disusun pada akhir periode akuntansi akurat dan wajar.
NERACA LAJUR
Setelah seluruh transaksi selama periode dibukukan di buku besar, dihitung setiap saldo masing-masing perkiraan dapat perkiraan akan memiliki saldo debet, kredit, atau nol. Neraca saldo adalah suatu daftar dari saldo-saldo perkiraan ini, dan karenanya menunjukkan apakah total debet sama dengan total kredit. Jadi suatu neraca saldo merupakan suatu alat untuk mengecek atas kecermatan pencatatan dan pembukuan.
Neraca saldo digunakan untuk memastikan bahwa semua transaksi telah dicatat dengan benar dan bahwa saldo semua akun adalah akurat.
Neraca saldo juga digunakan untuk menyiapkan laporan keuangan, seperti laporan laba rugi dan neraca, yang digunakan untuk menilai kinerja keuangan perusahaan.
Berikut adalah beberapa manfaat dari menggunakan neraca saldo:
- Memastikan bahwa semua transaksi telah dicatat dengan benar.
- Mendeteksi kesalahan dalam pencatatan transaksi.
- Menyiapkan laporan keuangan.
- Mengevaluasi kinerja keuangan perusahaan.
Neraca saldo merupakan salah satu alat akuntansi yang penting dan digunakan secara luas oleh perusahaan untuk mengelola keuangan mereka.
LAPORAN KEUANGAN
Langkah selanjutnya dalam siklus akuntansi adalah membuat laporan keuangan. Laporan keuangan adalah laporan yang menyajikan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode tertentu. Laporan keuangan terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, dan laporan arus kas.
Laporan keuangan menurut Kieso et.all. (2011:4) adalah sarana utama bagi perusahaan mengkomunikasikan informasi keuangan perusahaan pada periode tertentu. Laporan ini terdiri dari neraca, laporan laba rugi komprehensif, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas, serta catatan laporan keuangan.
Neraca adalah laporan yang menunjukkan posisi keuangan suatu perusahaan pada suatu tanggal tertentu. Neraca terdiri dari aset, kewajiban, dan ekuitas. Aset adalah sumber daya ekonomi yang dimiliki oleh perusahaan. Kewajiban adalah utang perusahaan kepada pihak lain. Ekuitas adalah hak pemilik atas aset perusahaan.
Laporan laba rugi adalah laporan yang menunjukkan kinerja keuangan suatu perusahaan selama suatu periode tertentu. Laporan laba rugi terdiri dari pendapatan, beban, dan laba atau rugi bersih. Pendapatan adalah uang yang diterima perusahaan dari penjualan barang atau jasa. Beban adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk menghasilkan pendapatan. Laba atau rugi bersih adalah selisih antara pendapatan dan beban.
Laporan perubahan ekuitas adalah laporan yang menunjukkan perubahan ekuitas perusahaan selama suatu periode tertentu. Laporan perubahan ekuitas terdiri dari laba atau rugi bersih, dividen, dan transaksi dengan pemilik.
Laporan arus kas adalah laporan yang menunjukkan arus kas masuk dan keluar perusahaan selama suatu periode tertentu. Laporan arus kas terdiri dari arus kas operasi, arus kas investasi, dan arus kas pendanaan. Arus kas operasi adalah arus kas yang berasal dari kegiatan operasi perusahaan. Arus kas investasi adalah arus kas yang berasal dari pembelian dan penjualan aset. Arus kas pendanaan adalah arus kas yang berasal dari penerbitan dan pelunasan utang serta penerbitan dan pembelian kembali saham.
Laporan keuangan digunakan oleh berbagai pihak untuk mengambil keputusan ekonomi. Pihak-pihak tersebut antara lain investor, kreditur, pelanggan, pemasok, dan pemerintah.
JURNAL PENUTUP
Jurnal Penutup ialah ayat jurnal yang memindahkan nilai sisa pendapatan, beban, dan pengambilan pribadi dari masing-masing perkiraan ke dalam perkiraan modal (Horgren et.all, 1997:199). Pendapatan yang akan menambah modal pemilik dan beban serta pengambilan pribadi akan mengurangi modal pemilik. Pada saat ayat penutup dipindah bukukan maka perkiraan modal akan menyerap dampak dari nilai sisa perkiraan sementara tersebut.
Walau demikian, pendapatan dan beban akan dipindahkan terlebih dahulu kedalam perkiraan yang bernama Ikhtisar Laba Rugi, yang akan mengumpulkan jumlah total debet dari seluruh jumlah beban dan total kredit dari seluruh jumlah pendapatan pada periode tersebut.
Perkiraan Ikhtisar lata rugi merupakan suatu “tempat penyimpanan” sementara yang akan digunakan pada proses penutupan. Kemudian nilai sisa dari Ikhtisar laba rugi tersebut akan dipindahkan kedalam modal. Langkah-langkah penutupan perkiraan suatu perusahaan adalah sebagai berikut:
- Mendebet setiap perkiraan Pendapatan sebesar nilai sisa kreditnya. Mengkredit Ikhtisar laba rugi sebesar jumlah total pendapatan. Ayat jurnal ini memindahkan jumlah total pendapatan kedalam sisi kredit dari Ikhtisar laba rugi.
- Mengkredit setiap perkiraan beban sebesar nilai sisa debetnya. Mendebet Ikhtisar laba rugi sebesar jumlah total beban. Ayat jurnal ini memindahkan jumlah total beban ke dalam sisi debet dari Ikhtisar laba rugi.
- Mendebet Ikhtisar laba rugi sebesar nilai sisa kreditnya dan mengkredit perkiraan modal.
- Mengkredit perkiraan Pengambilan Pribadi sebesar nilai sisa debetnya. Mendebet perkiraan modal pemilik perusahaan.
NERACA SALDO SETELAH PENUTUPAN.
Siklus akuntansi akan berakhir dengan neraca saldo setelah penutupan. Neraca saldo setelah penutupan adalah pengujian terakhir mengenai ketepatan penjurnalan dan pemindah bukuan ayat jurnal penyesuaian dan penutupan. Seperti halnya neraca saldo yang terdapat pada awal pembuatan neraca lajur, neraca saldo setelah penutupan adalah daftar seluruh perkiraan dengan nilai sisanya.
Langkah ini dilakukan untuk meyakinkan bahwa buku besar berada pada posisi yang seimbang untuk memulai periode akuntansi berikutnya. Neraca saldo setelah penutupan diberi tanggal perakhir periode akuntansi dimana laporan tersebut dibuat siklus akuntansi.
Tujuan dari langkah ini adalah untuk memastikan bahwa semua transaksi telah dicatat dengan benar dan bahwa saldo semua akun adalah akurat.
Langkah ini juga diperlukan untuk menyiapkan laporan keuangan, seperti laporan laba rugi dan neraca, yang digunakan untuk menilai kinerja keuangan perusahaan.
Berikut adalah prosedur untuk menyiapkan neraca saldo setelah penutupan:
- Pastikan bahwa semua transaksi telah dicatat dengan benar dalam jurnal.
- Hitung saldo semua akun dalam buku besar.
- Siapkan neraca saldo yang menunjukkan saldo semua akun per akhir periode akuntansi.
- Periksa neraca saldo untuk memastikan bahwa total debit sama dengan total kredit.
- Jika total debit tidak sama dengan total kredit, maka terdapat kesalahan dalam pencatatan transaksi.
- Setelah neraca saldo seimbang, maka dapat digunakan untuk menyiapkan laporan keuangan.
Neraca saldo setelah penutupan merupakan salah satu langkah penting dalam siklus akuntansi. Langkah ini memastikan bahwa semua transaksi telah dicatat dengan benar dan bahwa saldo semua akun adalah akurat. Neraca saldo setelah penutupan juga digunakan untuk menyiapkan laporan keuangan, yang digunakan untuk menilai kinerja keuangan perusahaan.
REFERENSI
- Anthony, R. H., Hawkins, D. F., & Merchant, K. A. (2018). Financial accounting theory and analysis (9th ed.). New York, NY: McGraw-Hill Education.
- Harahap, S. (2018). Teori Akuntansi (Edisi 7). Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
- Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). (2017). Standar Akuntansi Keuangan (SAK) No. 1: Penyajian Laporan Keuangan. Jakarta: IAI.
- Institut Akuntan Publik Indonesia. (2021). Laporan keuangan. Modul kuliah.
- Kieso, D. E., Weygandt, J. J., & Warfield, T. D. (2019). Intermediate accounting (12th ed.). Hoboken, NJ: John Wiley & Sons.
- Mulyadi, D. (2019). Akuntansi Keuangan Menengah (Edisi 6). Jakarta: PT Salemba Empat.
- Suwardjono, P. (2020). Akuntansi Keuangan Lanjutan (Edisi 2). Jakarta: PT Bumi Aksara.
- Universitas Indonesia. (2020). Siklus akuntansi. Modul kuliah.
- Weygandt, J. J., Kieso, D. E., & Kimmel, P. D. (2019). Accounting principles (11th ed.). Hoboken, NJ: John Wiley & Sons.